Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samar, Jejak Soekarno di Gorontalo

Kompas.com - 09/01/2012, 12:11 WIB
Aris Prasetyo

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com -- Meskipun Museum Pendaratan Pesawat Ampibi di Desa Iluta, Kecamatan Batuda'a, Kabupaten Gorontalo, untuk mengenang semangat Soekarno mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Gorontalo, riwayat di museum itu kurang jelas. Bahkan, kedatangan Soekarno pun hanya tercatat dalam tahun, yakni 1950 dan 1956. Tidak jelas tanggal dan bulan berapa Soekarno datang ke Gorontalo kala itu.

Kedatangan Soekarno ke Gorontalo sebanyak dua kali menggunakan pesawat amfibi dan mendarat di Danau Limboto itu hanya terekam dalam foto-foto buram di dalam museum. Dari keterangan tiga buah foto, selain Soekarno, ada pula Ibu Fatmawati Soekarno dan Ibu Rahmi Hatta yang turut berkunjung ke Gorontalo. Sayangnya, tidak tertera tanggal dan bulan kedatangan Soekarno ke Gorontalo serta siapa saja pejabat yang turut dalam rombongan tersebut.

"Saya pun tidak tahu persis riwayat kedatangan Soekarno ke sini. Dengan siapa saja dan kapan waktunya, tidak ada penjelasan soal itu. Hanya yang tercantum di foto-foto itu saja sedikit gambaran tentang kedatangan Soekarno," tutur Mamin Adam (31), penjaga museum, saat ditemui Kompas pada akhir pekan lalu.

Dari salah satu keterangan foto, kedatangan Soekarno yang kedua kalinya pada 1956, usai mendarat di Danau Limboto, rombongan menuju ke rumah dinas Wali Kota Gorontalo. Di rumah dinas itulah, tampak Kepala Daerah ke-3 Gorontalo, Samsu Biya, berpidato. Selain Soekarno dan Samsu Biya, ada dua perempuan, yakni istri Samsu Biya, Rohana Monoarfa, serta seorang perempuan bernama Reyna Pedju.

Selain tiadanya kejelasan foto, masih belum jelas juga apa agenda Soekarno datang ke Gorontalo sebanyak dua kali itu. Ada yang menyebutkan bahwa Soekarno sedang mengunjungi penasihat spiritualnya dan yang mengatakan kedatangannya adalah untuk memastikan apakah Gorontalo masih tetap setia dengan NKRI atau tidak.

Penjelasan yang logis dikatakan sejarawan Gorontalo, BJ Mahdang. Menurut Mahdang, kedatangan Seokarno ke Gorontalo saat itu adalah untuk inspeksi bahwa Gorontalo masih tetap setiap terhadap NKRI. Pada tahun-tahun tersebut, Indonesia yang masih berusia muda sedang didera pemberontakan. Kelompok sepearatis Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) saat itu sedang bergema dari wilayah Sulawesi Utara.

"Soekarno hanya ingin memastikan bahwa saat itu sedang tidak terjadi perpecahan di Gorotnalo. Sebab, saat itu ada beberapa kelompok atau dewan yang berpotensi memisahkan diri dari NKRI," kata Mahdang dalam suatu seminar di Universitas Negeri Gorontalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com