Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Sengaja Menyambut Letusan

Kompas.com - 29/12/2011, 13:58 WIB

Saat-saat kritis menjelang paroksimal pertama itu, masyarakat Bali tengah menyiapkan perayaan Eka Dasa Rudra pada 8 Maret 1963 di Pura Besakih, sekitar 6,5 km dari puncak Gunung Agung. Eka Dasa Rudra, menurut David J Stuart-Fox dalam Pura Besakih: Pura, Agama, dan Masyarakat Bali, 2010, merupakan upacara agama yang paling besar bagi umat Hindu-Bali karena itu harus diselenggarakan di pura terbesar dan paling utama: Pura Besakih.

Kusumadinata dan jajaran staf Direktorat Geologi, yang ditemui salah seorang panitia acara waktu itu, meminta agar upacara ditunda dulu seminggu hingga ada pemeriksaan lebih lanjut. Terjadi perdebatan alot. Upacara akhirnya tetap dilakukan pada tanggal yang sama.

Para peneliti dari Direktorat Geologi mengalah. Mereka berkompromi upacara hanya boleh digelar pada hari pembukaan saja, selebihnya disarankan agar Pura Besakih dikosongkan sejak 9 Maret 1963. Alasan pengosongan, menurut Kusumadinata, ”Terasa getaran tanah yang lain sekali dari semula dan mungkin menandakan akan terjadi letusan besar. Letusan terus-menerus, kemungkin bisa menyebabkan tangkis alam yang selama ini melindungi Besakih lama-lama runtuh.”

Sederet alasan yang disampaikan para ahli gunung api dari Direktorat Geologi itu pun tak mampu meyakinkan masyarakat Bali. ”Pengosongan Besakih tak dapat dilaksanakan,” tulis Kusumadinata.

Upacara Eka Dasa Rudra tetap digelar seperti yang direncanakan. ”Sepuluh ribu orang menghadiri upacara tersebut pada hari itu (8 Maret), termasuk gubernur, para kepala pemerintah daerah, dan tokoh-tokoh Bali yang terkemuka lainya,” tulis Stuart-Fox. Pada hari-hari setelah itu, sekitar 5.000 orang datang ke Pura Besakih walaupun terjadi hujan debu dan lapili—kerikil yang disemburkan gunung api. Ritual di Besakih terus digelar hingga 15 Maret, hanya dua hari sebelum letusan besar pertama terjadi.

Sepanjang masa letusan, bangunan dan tempat-tempat suci di Pura Besakih itu hanya mengalami kerusakan kecil. Warga yang berdoa di sana pun selamat. Bahkan, saat letusan besar pertama terjadi, Pura Besakih seperti tak tersentuh. Demikian pula pada letusan besar kedua pada 16 Mei 1963. Namun, Pura Besakih mengalami kerusakan besar karena gempa tektonik berkekuatan 6 skala Richter yang mengguncang Bali pada 18 Mei 1963.

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas

 

Lihat Ekspedisi Cincin Api - Agung Batur di peta yang lebih besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com