Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Natal dengan Keragaman

Kompas.com - 23/12/2011, 15:24 WIB

KOMPAS.com — Merayakan Natal dengan keragaman, inilah pengalaman desainer aksesori Ariani Pradjasaputra selama 4,5 tahun terakhir. Baginya, Natal merupakan perayaan keluarga, momen untuk kumpul keluarga dan berbagi sukacita bersama, dalam keragaman.

Ariani merupakan penganut Katolik, bersuamikan Leonardo Nadeak, penganut Protestan. Natal menjadi momen kebersamaan dengan keragaman ritual keagamaan dan tradisi dua keluarga berbeda budaya.

"Sejak menikah, saat tiba hari raya Kristiani seperti Natal dan Paskah, kami merayakan dengan mengikuti kedua aliran agama tersebut, Katolik dan Kristen Protestan di keluarga Batak," ungkapnya kepada Kompas Female melalui surat elektronik.

Ritual Natal
Menikah dengan pasangan berbeda keyakinan menghadirkan nuansa sarat keragaman saat Natal di keluarga Ariani. "Pada malam Natal, saya dan suami ke Misa Malam Natal di gereja Katolik bersama kedua orangtua dan keluarga adik saya. Setelah itu biasanya kami makan malam bersama dan bertukar kado di bawah pohon Natal di kediaman orangtua. Keesokan harinya, kami pergi ke Kebaktian Natal di HKBP bersama mertua dan keenam saudara kandung suami dengan keluarganya, dilanjutkan dengan makan siang dan Kebaktian Natal Keluarga di kediaman mertua," Ariani menjelaskan ritual keagamaan saat merayakan Natal bersama keluarga.

Di Bali, 7 Juli 2007, Ariani menikahi Leonardo, pria yang berasal dari keluarga besar. Inilah yang dirasakannya istimewa karena ia berasal dari keluarga kecil. Ia menceritakan, momen saat Natal menjadi lebih berkesan ketika 15 cucu dari keluarga besar suaminya berkumpul di depan pohon Natal, menyanyi lagu-lagu Natal bersama, berpuisi dan menari tortor.

"Natal selalu menjadi momen istimewa dan saat terbaik untuk mengucap syukur. Bersyukur atas segala berkat dan kasih karunia-Nya, atas kesehatan dan umur panjang yang diberikan, atas talenta dan pekerjaan yang dipercayakan, atas prestasi dan hasil kerja keras yang diraih, atas kekuatan harapan dan iman dalam menghadapi rintangan kehidupan, dan atas kehadiran keluarga dan para sahabat tercinta di tengah kehidupan saya," demikian ia memaknai Natal.

Merayakan Natal di rumah
"Merayakan Natal di rumah lengkap dengan semua anggota keluarga dan sahabat menjadi pilihan cara terbaik bagi desainer pemilik label aksesori Aarti ini. Menikmati libur Natal dan Tahun Baru dengan suasana lengang di Jakarta memberikan suasana lebih tenang dan nyaman," katanya.

Namun, ia pun merindukan suasana Natal di Eropa. Maklum, Ariani pernah merantau di Belanda 12 tahun lamanya. Saat lajang, merayakan Natal bersama teman dekat, makan malam bersama, dan melanjutkan ke Misa Malam Natal merupakan ritual rutin perayaan Natal saat ia di Belanda. Meski jauh dari keluarga, kebersamaan Natal tetap dirasakannya kala itu, bersama sahabat.

"Merayakan Natal di Eropa memang berbeda," Ariani menceritakan pengalamannya. Suasana lebih syahdu dengan musim dingin bersalju dan aroma wangi denneboom, sebuah pohon Natal segar yang khas di Belanda. Di setiap sudut kota jelang Natal, api unggun dengan marshmallow yang dibakar di atasnya menjadi pemandangan menghangatkan.

Belum lagi dekorasi Natal lengkap dengan lampu penuh warna yang menambah kental suasana Natal di Eropa. "Nikmat rasanya bersantai di sofa dengan pakaian hangat ditemani segelas Gluhwein sambil memandangi refleksi cahaya lilin-lilin menari dengan latar belakang lagu Natal, sambil mencium aroma denneboom. Saya merindukan suasana seperti itu," akunya.

Kehangatan keluarga

Di Indonesia, Natal tak kalah hangatnya dengan kehadiran keluarga dan hidangan khas Natal buatan sang ibu. "Macaroni schotel buatan ibu saya menjadi menu wajib saat makan malam bersama keluarga besar," ungkapnya.

Menghias pohon Natal sintetis, yang modelnya semirip mungkin dengan aslinya, juga memberikan pengalaman berbeda. Desainer yang baru saja meluncurkan label PAR, berkolaborasi dengan Rafi, desainer muda penyandang tunarungu dan Purana Batik, pada pekan mode Jakarta, November lalu ini, mengandalkan suasana hati saat menghias pohon Natal.

"Kalau suasana hatinya sedang klasik, menghias pohon Natal cukup dengan bola Natal merah dan matte gold. Tahun ini suasana hati sedang crazy mood. Saya memilih warna-warna tertiere seperti burnt orange dengan sentuhan warna ungu dan hijau untuk hiasan pohon Natal," ungkapnya.

Natal semakin meriah, dengan acara saling memberikan hadiah. "Biasanya kami saling memberikan hadiah Natal, yang isinya, diharapkan, merupakan benda yang berguna bagi si penerima. Kalau di keluarga suami, karena anggotanya banyak, biasanya hanya ompung dan cucu-cucunya yang mendapatkan hadiah. Tentunya setelah para cucu tampil menyanyi di hadapan semua anggota keluarga," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com