Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Menderita

Kompas.com - 09/12/2011, 04:34 WIB

TERNATE, KOMPAS - Korban letusan Gunung Gamalama, yang saat ini mengungsi di gedung bekas Kantor Gubernur Maluku Utara dan mes Persiter Ternate, menderita karena kekurangan air bersih dan MCK. Di sana hanya tersedia 10 kamar mandi dan 5.000 liter air bersih untuk 838 pengungsi.

Di gedung bekas kantor gubernur, Kamis (8/12), misalnya, enam kamar mandi yang tersedia mesti digunakan oleh 646 pengungsi. Menurut Cahyani (44), pengungsi asal Kelurahan Akehuda, Ternate Utara, selain aliran air dari keran sangat kecil, kondisi beberapa WC juga rusak. ”Dua kamar mandi salurannya pampat sehingga tidak bisa dipakai buang air besar,” ujarnya.

Kondisi tak jauh berbeda dialami para pengungsi di mes pemain Persiter di Jalan Tapak Satu. Muhammad Salim (38), warga Kelurahan Tubo, Ternate Utara, mengatakan, para pengungsi umumnya mandi 3-4 hari sekali karena keran air sering kali mati. ”Kami sudah sampaikan kepada pengelola posko, tetapi belum ada perbaikan,” katanya.

Bantuan air bersih 5.000 liter per hari di kedua tempat itu hanya bertahan dari pagi hingga sore hari. Pengungsi terpaksa menggunakan air mineral untuk mencuci pada malam hari.

Minimnya fasilitas MCK dan air bersih itu berdampak pada meningkatnya jumlah pengungsi yang sakit. Menurut Andi Fitriani, dokter jaga di posko pengungsian terpadu eks kantor gubernur, pengungsi yang sakit sejak Senin (5/12) lalu bertambah 5-10 orang setiap hari sehingga kini jumlahnya 130 orang.

Sebanyak 34 orang di antaranya menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan 16 orang terserang penyakit mata merah, kotor, dan berair (konjungtivitis). Sementara sisanya menderita penyakit diare, gatal-gatal, dan darah tinggi. ”Semestinya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate menyediakan mobil yang berfungsi untuk MCK,” ujar Fitriani.

Berdasarkan catatan BPBD Kota Ternate, jumlah pengungsi saat ini mencapai 2.245 orang yang tersebar di lima lokasi. Menurut Kepala BPBD Kota Ternate, Jimmy D Brifing, pihaknya mendapatkan bantuan dana Rp 675 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan itu terdiri atas uang tunai Rp 300 juta dan sisanya bantuan peralatan dan logistik, seperti beragam jenis tenda, radio komunikasi, serta ratusan paket sandang-pangan.

Distribusi normal

Jimmy menegaskan, BPBD telah meminta bantuan beberapa pihak, seperti Dinas Sosial dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), untuk membenahi kekurangan itu. ”Persediaan logistik sangat siap,” tegasnya.

Erupsi Gunung Gamalama juga tidak memengaruhi distribusi bahan pokok di Kota Ternate dan kepulauan di sekitarnya. Meskipun hanya bertumpu pada transportasi laut, pengiriman kebutuhan pokok dari Surabaya, Jatim, secara rutin didatangkan kapal kontainer milik perusahaan ekspedisi Mentari dan Tanto 3-4 kali sebulan melalui Pelabuhan Achmad Yani, Ternate.

Namun untuk Gunung Sindoro, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menginstruksikan pengosongan wilayah yang berada pada radius 2,5 kilometer dari puncak Sindoro. Namun, hingga kini evakuasi dinilai belum dibutuhkan bagi warga di lereng gunung di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah itu. (RIZ/GRE/EGI/ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com