Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Lokon, Ironi antara Bahaya dan Bahagia

Kompas.com - 01/12/2011, 03:42 WIB

Oleh: Tri Lokon
Kompasiana: losnito

Saya hanyalah orang yang tinggal tidak jauh dari Gunung Lokon. Pernah saya tanyakan soal jarak kawah Tompaluan Gunung Lokon dengan tempat tinggal saya di lereng Gunung Mahawu, Desa Kakaskasen II. Kata teman saya, jaraknya sekitar lima kilometer.

Kalau begitu, batin saya, seandainya Gunung Lokon meletus, saya harus mengungsi.

Menurut Wikipedia, Gunung Lokon meletus pada tahun 1991, 2001 dan kembali meletus pada hari Kamis, 14 Juli 2011, pukul 22.45 WITA. Saat itu, saya langsung keluar rumah dengan membawa kamera untuk mengabadikan letusan gunung Lokon. Setelah itu, saya langsung tulis repotasenya di Kompasiana.

Saya sebenarnya disarankan untuk mengungsi. Tetapi saya tidak mengungsi karena merasa tempat saya masih aman. Meski secara matematis, tempat tinggal saya berada di daerah rawan bencana. Yang patut disyukuri oleh masyarakat yang tinggal di kaki gunung Lokon adalah adanya sumber air yang relatif berlimpah dan tidak pernah kekurangan. Tersedianya sumber air yang tidak pernah me¬ngering ini barangkali juga karena letak geografisnya yang tidak jauh dari Gunung Mahawu dan Gunung Empung.

Selain itu, potensi batu gunungnya pun lumayan banyak. Oleh masyarakat, kondisi alam yang bebatuan ini dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengerasan jalan. Bahkan, penggalian batu ini dijadikan sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

Lingkungan alam dan udara yang sejuk, didukung dengan air yang memadai membuat banyak resort dan penginapan dibangun di sekitarnya. Tidak sedikit turis manca negara menginap di resort-resort itu karena pesona alam Gunung Lokon yang memikat hati. Justru karena terdapat gunung berapi, Tomohon menjadi hunian yang nyaman, sejuk dan potensi wisata alamnya memesona.

Selengkapnya: http://kom.ps/gBuV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com