Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Gajah Pun Diolah Menjadi Kertas

Kompas.com - 30/11/2011, 22:12 WIB

Untuk membuat kertas, kotoran gajah dijemur dulu selama satu hari jika cuaca panas. Kotoran tersebut kemudian dicuci sampai bersih dan direbus selama 30 menit. ”Dengan direbus, kertas yang dibuat nantinya tidak bau dan tidak mengandung kuman sehingga aman digunakan,” kata Eva Nurdiah, konsultan proyek daur ulang kertas itu.

Setelah direbus, kotoran tersebut dicuci lagi lalu dihancurkan dengan mesin blender supaya serat lebih halus. Bahan itu kemudian siap dicampurkan dengan bubur kertas yang dibuat dari kertas bekas. Dari 500 gram kotoran ditambah potongan kertas bekas sebanyak dua baskom berdiameter 30 sentimeter, akan dihasilkan sekitar 20 lembar kertas.

Bahan yang sudah tercampur itu pun siap dicetak dengan menggunakan teknik sablon seperti proses daur ulang kertas pada umumnya. Bubur kertas disaring dengan menggunakan screen (alat sablon berbentuk persegi panjang dengan kain khusus) di atas kanvas. Hasil cetakan itu kemudian dijemur selama 3-4 jam.

Kertas yang telah jadi bertekstur kasar dengan serat-serat berwarna coklat. Kertas itu pun tidak berbau dan sangat kuat. ”Kotoran gajah itu menambah kesan artistik. Kertas yang jadi ini sangat cocok untuk dibuat sebagai suvenir,” kata Eva.

Hans menambahkan, kegiatan pembuatan kertas daur ulang ini hanya sekadar sarana edukasi dan bukan pembuatan kertas daur ulang secara massal untuk dijual. ”Kami hanya ingin menunjukkan bahwa kotoran bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Semoga masyarakat dapat terinspirasi,” katanya.

”Pabrik kertas” itu diharapkan menjadi daya tarik baru di Bali Safari. Pengunjung bebas melihat proses produksi kertas bahkan boleh mencoba membuatnya sendiri.

Terlepas dari kegunaan produk kertas daur ulang ini, Bali Safari telah mampu menunjukkan bahwa ada satu lagi nilai tambah dari sebuah program konservasi satwa. Sebuah program kecil yang seharusnya dapat menginspirasi kebun binatang lain di Indonesia untuk lebih maju. (Herpin Dewanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com