JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Merauke Romanus Baraka menyatakan siap bekerja sama dengan maskapai penerbangan lain untuk mengoperasikan tiga pesawat Boeing 737 dan satu pesawat twin otter milik pemerintah kabupaten.
Ia menyampaikan hal itu kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/11/2011) sore, menanggapi berakhirnya kerja sama operasional (KSO) dengan PT Merpati Nusantara Airlines.
Sebelumnya, Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo menyebutkan, KSO merugikan Merpati. KSO menyebutkan, bagi hasil 9,5 persen untuk Pemerintah Kabupaten Merauke atau ekuivalen dengan harga sewa 180.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,651 miliar per bulan.
Merpati menghendaki kesepakatan baru dengan KSO 3 persen bagi hasil untuk Merauke atau ekuivalen dengan harga sewa 70.000 dollar AS (sekitar Rp 688,125 juta) per bulan.
KSO Pemerintah Kabupaten Merauke-Merpati terhadap pesawat Boeing 737-300 Kli berakhir 6 November lalu.
Ditolak
Romanus menolak tawaran KSO 3 persen untuk Merauke. "Kalau memang merugi dengan KSO 9,5 persen, mengapa tidak ada evaluasi? Kalau Merpati rugi, apalagi kami?" tuturnya.
Saat ini, antara Merauke dan Merpati masih berlangsung KSO dua pesawat boeing 737 dan satu pesawat twin otter.
"Ketiga pesawat itu, antara lain twin otter Musamus, dan dua pesawat Boeing 737 Aoba dan Bugodi. Semuanya masih berjalan sesuai perjanjian dan ketiga pesawat tersebut pun saat ini masih beroperasi," ungkap Romanus.
Ia menjelaskan, KSO dilakukan untuk percepatan pembangunan Merauke. Adanya pesawat tersebut diharapkan membantu proses masuk-keluar sarana produksi dan pembangunan bagi warga Merauke.