Pernyataan Hussein Tantawi itu mengakhiri polemik atau keraguan tentang kemungkinan bisa digelarnya pemilu parlemen pada saat negara dalam keadaan krisis. Bahkan, menurut laporan wartawan Kompas di Kairo,
Pemilu parlemen tersebut dijadwalkan digelar dalam tiga tahap di 27 provinsi. Pemilu tahap pertama dilaksanakan pada 28 dan 29 November di sembilan provinsi, antara lain Kairo dan Alexandria. Pemilu tahap kedua digelar pada 14 Desember di sembilan provinsi yang lain. Pemilu tahap ketiga digelar pada 3 Januari 2012 di sembilan provinsi yang lain lagi.
Pada pemilu tahap pertama, 17,5 juta pemilik hak suara dari sekitar 80 juta penduduk Mesir akan memberikan suara, untuk memperebutkan 168 kursi dari 498 kursi parlemen.
Warga Mesir di luar negeri untuk pertama kali diizinkan memberikan suara. Hingga saat ini tercatat 355.000 warga Mesir di luar negeri yang bermukim di 163 negara tercatat sebagai pemilik hak suara.
Hasil final pemilu parlemen dijadwalkan akan disampaikan pada 13 Januari 2012.
Mufti Mesir, Sheikh Ali Jumah, menyerukan agar rakyat Mesir memberikan suara dalam pemilu parlemen Senin ini. ”Suaramu adalah amanah. Maka, berikan suaramu kepada yang berhak,” ujar Ali Jumah.
Ia juga menegaskan, melakukan pelanggaran dalam pemilu, seperti memberikan suara atau manipulasi suara, hukumnya haram.
Ia mengimbau rakyat Mesir supaya bersatu menyukseskan pemilu sebagai langkah awal menuju stabilitas politik dan ekonomi di Mesir.
Namun, kalangan publik cukup mencemaskan terjadinya anarkisme jika pemilu parlemen dipaksakan digelar mulai Senin ini pada saat belum ditemukan solusi untuk mengatasi krisis negara.