Manado, Kompas
Sehari sebelumnya, Lokon dilaporkan meletus dua kali dengan mengeluarkan bunyi dentuman dari perut gunung, Rabu petang, pukul 17.19 dan 17.56. Letusan pertama mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.200 meter.
Petugas pengamat Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda, mengatakan, letusan Lokon pada Kamis pagi telah menurun. Namun, ia meminta warga tetap waspada. Permintaan itu sudah disampaikan kepada Pemerintah Kota Tomohon.
”Sangat sulit diprediksi aktivitas Gunung Lokon berhenti total,” katanya. Terakhir, Lokon meletus pada pertengahan Agustus lalu. Sebelumnya, Gunung Lokon meletus pada akhir Juni lalu dan memaksa 5.025 warga yang berasal dari tiga kelurahan, yakni Kinilow , Kinilow Satu, dan Kakaskasen, mengungsi selama dua pekan.
Pemantauan pada Kamis petang, terlihat asap putih tipis keluar dari mulut kawah yang berketinggian sekitar 1.140 meter dari permukaan laut. Suasana kota Tomohon juga terlihat normal. Hal sama terlihat pada kehidupan masyarakat yang mendiami kaki Gunung Lokon.
Sejumlah warga Patar, Kelurahan Kinilow, Kota Tomohon, mengatakan, aktivitas Gunung Lokon pada Rabu lalu membuat warga panik karena Lokon mengeluarkan bunyi keras. ”Kami semua keluar dari rumah ketika mendengar bunyi seperti bom dari kawah Tompaluan,” kata Margaret (56), warga Patar.
Farid Ruskanda menambahkan, sampai kemarin masih berlangsung aktivitas kegempaan. Aktivitas kegempaan Gunung Lokon dalam sepekan belakangan mengalami peningkatan. ”Kami belum menurunkan status Gunung Lokon dari status Siaga,” ujarnya.