Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marapi Terus Meletus

Kompas.com - 08/10/2011, 05:00 WIB

Padang, Kompas - Aktivitas vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Gunung Anak Krakatau di Lampung terus meningkat. Bahkan, pada Gunung Marapi, sepanjang Jumat (7/10) pagi terjadi tujuh kali letusan dengan muntahan abu vulkanik setinggi 500 meter dari mulut kawah.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Warseno mengatakan, abu vulkanik mengarah ke selatan dan tenggara ke kawasan Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar. ”Kualitasnya tetap, tetapi intensitasnya naik,” kata Warseno. Pada periode sama Senin lalu, gunung yang bertipe stratovolcano ini tiga kali meletus.

Letusan tertinggi pekan ini tercatat pada 1 Oktober dan 6 Oktober dengan ketinggian 900 meter dan 800 meter. Status gunung berketinggian 2.891,3 meter di atas permukaan laut itu masih dinyatakan Waspada dengan kawasan tertutup dalam radius tiga kilometer dari puncak.

Festival Krakatau

Sementara itu, tur wisata ke Gunung Anak Krakatau (GAK) yang menjadi bagian kegiatan Festival Krakatau XXI/2011 pada 16 Oktober 2011 terancam batal menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sepekan terakhir ini.

Tur ke GAK merupakan agenda rutin tahunan, bahkan menjadi puncak acara yang selalu dilakukan dalam perhelatan wisata Festival Krakatau di Lampung. Tur mendekat ke kawasan GAK menggunakan kapal roll on- roll off (roro) ini dari tahun ke tahun dihadiri sejumlah duta besar dari negara sahabat.

Apalagi, tahun ini, pesertanya diharapkan menjadi lebih banyak karena Festival Krakatau juga dibarengi dengan International Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) yang diadakan pada waktu yang hampir bersamaan.

Kepala Pos Pemantauan GAK di Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengaku, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan pengunjung tidak mendekati kawasan gunung berapi ini dalam radius 2-3 kilometer. Imbauan berlaku bagi wisatawan dan nelayan. ”Asalkan tak mendarat (di pulau GAK) dan menjauh dari radius yang ditentukan, pasti aman,” ujarnya.

Berdasarkan data seismometer, aktivitas gempa vulkanik di GAK masih tinggi, 2-3 kali per menit. Jika dibandingkan hari-hari sebelumnya, frekuensi gempa tremor ini turun. Sebelumnya 4–5 kali per menit.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih menetapkan GAK berstatus siaga. Meski begitu, GAK belum menjadi ancaman bagi penduduk.

Menyikapi kondisi ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Gatot Hadi Utomo mengungkapkan, letusan GAK sebetulnya bisa menjadi magnet dan daya tarik khusus bagi wisatawan. ”Jika dinilai berbahaya dan dilarang, kami takkan memaksakan diri mengadakan tur ke GAK. Panitia pun menyiapkan rute alternatif tur wisata ke tempat lain, misalnya Teluk Kilauan, Kabupaten Tanggamus,” katanya.

Kondisi itu tidak membuat panik warga Pulau Sebesi. Wisatawan masih terus berdatangan. Pulau di ujung selatan Lampung dengan penduduk 2.700 jiwa ini merupakan kawasan berpenduduk terdekat dari GAK. Jarak keduanya hanya terpaut sekitar 15 kilometer. (JON/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com