Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Terhalang Hujan dan Kabut

Kompas.com - 01/10/2011, 04:21 WIB

Langkat, Kompas - Upaya evakuasi korban pesawat CASA 212-200 milik PT Nusantara Buana Air, Jumat (30/9) siang, diberhentikan sementara lantaran cuaca memburuk dengan datangnya hujan deras dan kabut tebal. Namun, dua anggota penyelamat dari Badan SAR Nasional dan Brimob Kepolisian Daerah Sumatera Utara berhasil turun ke lokasi jatuhnya pesawat.

Komandan Kompi A Pasukan Khas TNI AU Medan Kapten Abdul Fajar menjelaskan, turunnya hujan deras dan kabut membuat helikopter tak mungkin terbang rendah mendekati lokasi musibah. Untuk menghindari risiko lebih jauh, tim evakuasi memutuskan menghentikan penyelamatan dan akan dilanjutkan Sabtu pagi saat cuaca cerah. ”Berbahaya bagi kami jika evakuasi kami lanjutkan dalam cuaca seperti ini,” kata Kepala Seksi Bagian Operasi Pasukan Khas TNI AU Medan Mayor Suharyono.

Di Jakarta, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menyatakan, kecelakaan yang menimpa pesawat CASA 212-200 milik PT Nusantara Buana Air, yang jatuh Kamis pagi, di hutan Taman Nasional Gunung Leuser, Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, disebabkan cuaca buruk. ”Belum bisa diketahui persis penyebabnya, tetapi kemungkinan karena cuaca,” kata Freddy Numberi, Jumat, di Kantor Presiden, Jakarta.

Freddy menegaskan, laporan terakhir pemeriksaan pesawat itu menunjukkan laik terbang.

Pesawat CASA 212-200 terbang dari Bandar Udara Internasional Polonia, Medan, pukul 07.28 dengan tujuan Kutacane, Aceh Tenggara, Aceh. Semestinya pesawat mendarat di Bandara Alas Leuser, Kutacane, pukul 08.03. Namun, 10 menit sebelum jadwal pendaratan, Air Traffic Control Bandara Polonia mengumumkan pesawat hilang kontak (Kompas, 29/9).

Sebelumnya, tim penyelamat menggunakan dua helikopter untuk menemukan titik jatuhnya pesawat CASA 212. Heli pertama jenis Bell 206L PK-UA dari PT Unindo berhasil menemukan lokasi bangkai pesawat CASA tersebut. Posisinya menempel di punggung Bukit Hulusekelem di tengah hutan Taman Nasional Gunung Leuser, sekitar 16 kilometer jarak udara dari Kecamatan Bahorok.

Dari pengamatan, sayap pesawat patah dan bagian depan pesawat koyak. ”Pesawat berada dalam kemiringan 80 derajat dan menancap di batang pohon,” kata Abdul Fajar setelah melihat langsung kondisi pesawat dari udara.

Namun, Abdul Fajar dan rekan-rekannya tidak melihat ada tanda-tanda kehidupan di sekitar pesawat. Padahal, mereka telah terbang berkali-kali memutari sekitar lokasi pesawat. Helikopter lantas kembali ke posko di SMPN 1 Bahorok.

Tim penyelamat lantas mendatangkan helikopter milik TNI Angkatan Darat HA-5103 dan mengirim dua tim untuk membawa logistik dan obat-obatan kepada para korban. Dua anggota tim pertama berhasil turun, tetapi belum bisa menemui para korban lantaran hutan sudah gelap.

”Tim penyelamat menunggu hari terang baru bergerak lagi,” kata Komandan Yonif 100 Raider TNI AD Binjai Letnan Kolonel Heri Rustandi. (MHF/WSI/WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com