Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Marapi Keluarkan Letusan Kecil

Kompas.com - 21/09/2011, 03:40 WIB

Padang, Kompas - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (20/9) pagi, kembali mengeluarkan letusan kecil yang disertai gempa tektonik jauh. Letusan itu mengeluarkan semburan abu vulkanik dengan ketinggian sekitar 400 meter dari puncak. Bahkan, abu vulkanik menyebar ke sejumlah nagari di Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Warseno, di Kota Bukittinggi, Selasa (20/9), mengatakan, letusan kecil terus terjadi sejak 13 September lalu dengan intensitas yang naik turun. ”Puncaknya pada 15 September lalu sebanyak 23 kali,” kata Warseno.

Letusan-letusan itu terlampau kecil untuk bisa diamati secara visual, sehingga baru empat letusan yang bisa disaksikan. ”Totalnya terjadi 69 kali letusan antara tanggal 13 September hingga Selasa (19/9),” kata Warseno.

Afrizal (42), petani sayuran di Jorong Simpang Tigo, Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam, menyebutkan, guguran abu vulkanik belum mengganggu aktivitas warga. Selain itu, sayur-sayuran yang ditanam warga juga tidak terpengaruh abu vulkanik.

”Penyebaran abu selalu disertai dengan hujan lebat. Setiap ada hujan abu vulkanik, selalu diikuti dengan hujan sehingga tak mengganggu,” kata Afrizal seraya menyebutkan guguran abu vulkanik serupa hujan abu tipis itu mulai terjadi sepekan terakhir.

Hingga kini gunung berketinggian 2.891,3 meter itu masih berstatus Waspada. Gunung api bertipe stratovolcano ini juga masih tertutup untuk segala aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Koordinator Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumbar Ade Edward mengingatkan, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Apalagi, curah hujan dalam lima hari terakhir berpotensi jadi bencana banjir atau longsor. Hujan saat ini belum memasuki masa puncak.

Gunung Tambora

Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Tambora (2.851 meter) di Pulau Sumbawa, Nusa Tennggara Barat, cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir meski statusnya masih Siaga, yang ditetapkan awal September lalu.

”Aktivitas kegempaannya cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir ini,” ujar Eko Bambang Sutejo, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Selasa (20/9) di Mataram.

Hasil pantauan selama lima hari terakhir terhadap gunung itu adalah gempa tremor sembilan kali, lalu menurun jadi tiga kali, dengan amplitude masing-masing 0,5 mm-2,5 mm dan 0,5 mm-3 mm. Berbeda dengan 7 September lalu, terjadi gempa 32 kali dalam rentang waktu enam jam. Hasil ini yang menjadi status gunung yang meletus dahsyat tahun 1815 itu dinaikan dari Waspada menjadi Siaga Level III, artinya area dalam radius 3 km dari pusat letusan harus dikosongkan.

Suparno, petugas Perkebunan Kopi di Dusun Tambora, Desa Oi Bura, Kecamatan Tambora, Bima–salah satu rute jalur pendakian, mengatakan, cuaca di seputar gunung cenderung mendung, dan sejak aktivitas Tambora meningkat, belum ada pendakian ke gunung itu. ”Saat ini ada lokasi yang longsor sehingga membahayakan bagi para pendaki,” kata Suparno. (INK/RUL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com