Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Tawarkan Paket Baru

Kompas.com - 10/09/2011, 03:43 WIB

WASHINGTON, Jumat - Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang berupaya memperbaiki perekonomian negerinya mengusulkan paket stimulus baru sebesar 447 miliar dollar AS untuk menciptakan lapangan kerja. Sementara itu, para petinggi kelompok G-7 dan Dana Moneter Internasional bertemu di Perancis membahas ekonomi global.

Obama, yang menghadapi pemilihan umum tahun 2012, harus membangun lagi kepercayaan masyarakat yang mulai merosot. Di hadapan Kongres, Kamis (8/9), Obama juga meminta para politisi menghentikan sirkus politik yang menghambat pengambilan keputusan, terlebih yang menyangkut ekonomi.

Sementara itu, bank sentral AS siap melakukan langkah untuk mempercepat laju perekonomian AS. ”Federal Reserve memiliki serangkaian langkah yang dapat digunakan untuk menambah stimulus moneter,” ujar Gubernur Fed Ben Bernanke pada pidatonya di Minneapolis.

Bernanke mengatakan, anggota dewan kebijakan Fed akan bertemu pada 21-22 September mendatang. Pertemuan ini diperkirakan untuk mempersiapkan langkah pemulihan ekonomi serta stabilitas harga.

Rencana Obama terbaru ini akan memangkas pajak pendapatan untuk program pensiun bagi puluhan juta pekerja dan pemberi kerja. Program itu termasuk proyek senilai 105 miliar dollar AS serta pembaruan tunjangan pengangguran senilai 50 miliar dollar AS untuk 6 juta warga AS yang berisiko kehilangan asuransi pekerjaannya.

Obama tidak mengatakan jumlah pekerja yang dapat terserap program baru tersebut. Dia berulang kali berjanji rencana itu dapat berjalan, tetapi tak pernah mengatakan bagaimana caranya dan berjanji segera membeberkan rinciannya.

”Ini adalah rencana tepat untuk dilaksanakan,” kata Obama. ”Anda harus meloloskannya dan saya akan membawa pesan itu ke setiap penjuru negara ini,” katanya lagi. Obama mengulang pernyataan hingga 15 kali, Kongres harus bertindak cepat. Obama juga meminta sirkus politik dihentikan, mengacu pada pertikaian kedua kubu.

Belum tentu kompak

Pemimpin DPR John Boehner bernada lunak, tetapi masih tidak menjanjikan apa-apa. Dia mengatakan, ide Obama dapat dipertimbangkan, tetapi presiden harus memberikan peluang kepada Republik juga. ”Saya berharap kami dapat bekerja sama,” ujarnya.

Obama menerima sambutan hangat dari DPR, tetapi seperti biasa, kubu Republik sering mementahkan.

”Kesepakatan tentang pemangkasan pajak dapat dilakukan,” ujar Greg Villiere, analis pada Potomac Research Group, yang memberikan nasihat politik kepada para investor. Dia melihat ada prospek kecil dukungan kubu Republik. Dengan penurunan utang dan defisit yang menjadi isu utama mereka, tampaknya Republik tidak akan mulus menerima rencana ini. Kubu Republik pernah menolak paket stimulus Obama.

Pasar finansial juga bereaksi biasa saja atas pidato Obama ini. Di Asia, kurs dollar AS melemah terhadap mata uang kuat dan obligasi pemerintah juga turun.

Di Marseille, Perancis, para pemimpin dari negara maju yang tergabung dalam G-7 memikirkan bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi ketika tingkat suku bunga sudah rendah dan utang pemerintah semakin menggunung.

Ketujuh negara itu, AS, Kanada, Jepang, Inggris, Perancis, Italia, dan Jerman, menghadapi masalah serupa. Pemulihan ekonomi hanya bergerak sedikit saja sejak satu tahun lalu dan kehilangan pendorongnya. Akan tetapi, kemampuan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan terhambat setelah krisis finansial menaikkan defisit mereka. Christine Lagarde, Direktur Pelaksana IMF, menyerukan para pengambil kebijakan untuk bertindak cepat.

(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com