Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Jaya, Narkoba dan Kematian...

Kompas.com - 03/09/2011, 03:42 WIB

Akhir Agustus 2011, ”The Golden Boy”, Oscar De La Hoya, membuat pengakuan mengejutkan. Kepada Univision, rumah produksi berbahasa Spanyol di Amerika Serikat, mantan petinju berusia 38 tahun ini mengaku sempat berpikir untuk bunuh diri. Keinginan itu muncul saat petinju sekaligus foto model itu terjerat ketergantungan obat-obatan terlarang dan minuman keras.

Sebab lain adalah perselingkuhan. ”Beberapa tahun terakhir, hidup saya tidak berarti. Saya terpikir untuk mengakhiri hidup, tapi tidak cukup berani untuk melakukannya,” katanya.

Pemegang gelar dari enam kelas yang berbeda ini mengatakan, dalam dua tahun terakhir, dia sangat bergantung pada obat-obatan dan minuman keras untuk mengatasi beban hidupnya. Pilihannya adalah kokain. Narkotika jenis itu membantunya merasa nyaman. ”Kokain membawa saya ke tempat yang aman, di mana orang tidak bisa berkata apa pun terhadap diri saya,” katanya.

De La Hoya, yang berubah profesi menjadi promotor tinju seusai kalah dari Manny Pacquiao pada akhir 2008, menyatakan, meski beda dengan Tiger Woods yang berselingkuh dengan 14 perempuan lain, De La Hoya mengaku perselingkuhan itu membuatnya semakin terpuruk.

Masa jaya

Sudah menjadi rahasia umum, setiap olahragawan pernah mencicipi, setidaknya sekali dalam seumur hidup, obat-obatan terlarang. Saat membangun karier dari bawah, atlet membatasi pergaulan untuk menjaga stabilitas karier yang mungkin sedang menanjak. Saat berada di puncak, berada pada masa jaya, dunia gemerlap dan obat-obatan terlarang datang.

Tidak hanya De La Hoya yang bermasalah dengan obat-obatan. Mike Tyson dan Ricky Hatton (Inggris), pemegang gelar kelas welter ringan dari badan tinju WBU dan IBF serta satu gelar kelas welter dari WBA, harus berurusan dengan pusat rehabilitasi untuk menghilangkan ketergantungannya. Karier Hatton di ujung tanduk setelah salah satu media lokal, News of The World, memublikasikan videonya menyedot kokain.

Bila Tyson, si leher beton, dan Hatton menggantungkan sarung tinju karena masalah obat terlarang dan perempuan, kematianlah yang menghentikan karier cemerlang petinju AS kelahiran Kanada, Arturo Gatti.

Gatti ditemukan tewas di salah satu resor di Brasil saat berbulan madu kedua. Saat itu, Gatti berupaya untuk rujuk dengan istrinya, Amanda Gatti.

Indonesia juga kehilangan Rahman Kili-kili, petinju potensial Tanah Air. Petinju berdarah campuran Palembang dan Manado ini ditemukan tewas tergantung di pintu rumah pamannya, awal 2007.

Ganti karier

Lain halnya dengan Scott Le Doux (62). Mantan petinju kelas berat versi WBC yang beralih karier menjadi politisi di Minnesota mengakhiri kariernya di politik karena masalah kesehatan. Pemegang rekor 33-50 ini pernah menantang Frank Bruno, Muhammad Ali, dan George Foreman di masa jayanya.

”Dia ksatria sejati,” kata Rhonda Sivarajah, rekan politisi setempat, soal Le Doux yang meninggal karena sakit, 12 Agustus lalu.

(BBC/AFP/MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com