KUTA, KOMPAS.com — Jika di sejumlah daerah terjadi konflik antarumat beragama lantaran dipicu pendirian tempat ibadah, di Nusa Dua, Bali, justru sebaliknya. Lima tempat ibadah, mulai masjid, pura, gereja katolik dan protestan, hingga vihara, berdiri berdampingan tanpa ada sedikit pun pertikaian. Bahkan, hal tersebut semakin meningkatkan kerukunan di antara para pemeluk agama berbeda itu.
Berdiri di atas tanah seluas 2 hektar, Masjid Ibnu Batutah, ini, misalnya, dibangun pada tahun 1994 dan diresmikan tiga tahun sesudahnya. Masjid dan empat tempat ibadah lain di dalam Kompleks Puja Mandala itu berdiri atas bantuan PT Bali Tourism Development Centre (BTDC) yang memberikan bantuan tanah untuk membangun kelima tempat ibadah tersebut.
Alasan dibangunnya Kompleks Puja Mandala ini karena minimnya tempat ibadah, khususnya untuk umat Muslim di kawasan Nusa Dua. Selain untuk kebutuhan warga Muslim sekitar di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, masjid ini juga banyak dikunjungi wisatawan yang hendak menunaikan ibadah shalat lima waktu di sela-sela liburannya di Bali.
Meski berdampingan dengan tempat ibadat umat lain, selama ini tidak pernah ada konflik yang disebabkan ketidakharmonisan antarsesama. Bahkan, jika ada kegiatan keagamaan dalam waktu bersamaan, umat di kawasan ini berinteraksi satu sama lain untuk mempererat kerukunan.
"Ada nuansa pendidikan di dalam kebersamaan itu, bagaimanapun tempat ibadah yang dibangun dan bentuknya juga relatif besar, akhirnya umat itu sering bertemu," ujar Soleh Wahidin, takmir Masjid Ibnu Batutah.
"Warga pemeluk agama Islam setiap Jumat, dan kebetulan juga umat Katolik yang tengah mengadakan acara di sini jadi sering interaksi," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.