Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Ulin dan Ramin Terancam Punah

Kompas.com - 02/08/2011, 16:58 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com -- Pohon ulin dan ramin yang memiliki tempat hidup di Kalimantan Barat terancam punah setelah masuk dalam Apendiks 1 Konvensi Perdagangan Internasional Satwa dan Tumbuhan Terancam Punah (CITES). Kedua jenis pohon itu mulai langka setelah maraknya pembalakan liar di Kalimantan Barat.

Menurut Koordinator Humas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar Ina Kartini, pohon ulin dan ramin sudah sangat sulit dijumpai, termasuk di habitat aslinya di Kabupaten Ketapang. "Dulu di Ketapang kedua jenis pohon itu masih mudah dijumpai di hutan. Namun, kini sudah sulit sekali karena habis dibabat oleh pembalak liar," kata Ina, Selasa (2/8/2011) di Pontianak.

Di Kalbar, ulin juga disebut dengan belian atau tebelian. Selain ulin dan ramin, kayu tengkawang yang endemik di Kalimantan Barat juga terancam punah.

Pembalakan liar yang marak terjadi di Kalbar turut berkontribusi terhadap ancaman kepunahan pohon-pohon endemik Kalbar. Nilai ekonomis ketiga jenis pohon endemik Kalbar itu tinggi sehingga menjadi daftar buruan para pembalak. Pembalakan liar skala besar di Kalbar baru berhasil ditertibkan sekitar tahun 2006 saat sebagian wilayah hutan sudah rusak.

Selain ketiga pohon yang sudah masuk Apendiks 1 CITES, berbagai jenis pohon penghasil gubal gaharu yang juga endemik di Kalbar sudah masuk dalam apendiks dua. Ekspor komoditas yang sudah masuk apendiks dua diatur menggunakan kuota supaya tidak terancam punah.

Budidaya

Menghindari ancaman kepunahan Aqualira Sp penghasil gubal gaharu, kelompok tani Karunia Jaya Mandiri, Kabupaten Sanggau mulai membudidayakannya sejak 2003. Ketua Kelompok Tani Karunia Jaya Mandiri Muhammad Nuh mengatakan, di habitat aslinya di Kalbar, pohon-pohon penghasil gubal gaharu makin sulit diperoleh.

Itu terjadi akibat perburuan gaharu besar-besaran di Kalbar tahun 2000-an. "Harga gaharu yang bisa mencapai Rp 6 juta per kilogram di pasaran Indonesia membuat banyak pohon muda turut dirusak padahal belum memiliki gubal gaharu," kata Nuh.

Ina menambahkan, untuk mengantisipasi kepunahan pohon-pohon yang masuk Apendiks 1 CITES, Dinas Kehutanan Kalbar dan sejumlah perusahaan sektor perkayuan juga membuat pembibitan. "Semua pihak tentu tak ingin pohon-pohon endemik Kalbar itu punah. Budidaya menjadi solusi agar pohon-pohon itu tidak punah," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com