Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melarung Sesaji, Mengharap Berkah

Kompas.com - 25/07/2011, 17:40 WIB

"Tuturangiana andala ini merupakan tradisi peninggalan nenek moyang kami. Tradisi ini digelar sekali dalam setahun, biasanya pada setiap kali terjadi musim paceklik ikan," kata Abdul Hamid, seusai memimpin ritual tersebut.

Ungkapan pada pencipta

Keterangan serupa juga diungkapkan Masudin (45), tokoh adat Pulau Makassar lainnya. Menurutnya, ritual ’tuturangiana andala’ itu sebagai ungkapan permohonan masyarakat nelayan kepada penguasa alam laut agar melimpahkan rezeki dan menjauhkan marabahaya dari para nelayan setempat dalam berlayar menangkap ikan.

Isi sesaji berbagai jenis panangan khas daerah disertai daun sirih dan pinang, sebagai bentuk rasa syukur warga kepada penguasa laut yang telah memberikan kehidupan bagi keluarga para nelayan.

Leluhur masyarakat Pulau Makassar kata Masudin, memaknai musim paceklik ikan sebagai kemarahan penguasa alam laut kepada para nelayan yang hanya menangkap ikan di laut tanpa memberikan sesuatu kepada alam laut.

Demikian pula dengan bahaya gelombang laut disertai tiupan angin kecang yang sering menenggelamkan perahu para nelayan, sebagai bentuk murka penguasa laut kepada para nelayan yang menggantung hidup dari hasil laut.

"Sesajen itu dibuat dalam empat tempat dan dilarung di empat lokasi karena masyarakat Pulau Makassar meyakini penguasa alam berada di empat penjuru arah mata angin, barat, timur, utara dan selatan. Diharapkan, setelah sesajen itu dilarung, penguasa alam laut di empat penjuru mata angin segera melimpahkan rezeki dan menghilangkan bahaya gelombang laut," katanya.

Biasanya ujar Masudin, setelah warga nelayan menyelenggarakan ritual ’tuturangiana andala’ tersebut, hasil tangkapan ikan para nelayan mulai melimpah dan bahaya gelombang laut disertai tiupan angin kencang segera berkurang.

Makanya, masyarakat nelayan Pulau Makassar, hingga saat ini masih terus menyelenggarakan tradisi ritual ’tuturangiana andala’ peninggalan para leluhur itu.

Pulau Makassar, merupakan pulau kecil yang terletak di selat Buton, hanya berjarak sekitar lima mil laut dari Kota Baubau.

Diberi nama Pulau Makassar, karena pulau berpenduduk sekitar 7000 jiwa itu, dalam cacatan sejarah Buton, pernah menjadi tempat berlindungnya para tentara kerajaan Goa di Sulawesi Selatan saat berseteru dengan pihak Kesultanan Buton di Kota Baubau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com