Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Petani Merosot

Kompas.com - 14/07/2011, 04:12 WIB

CIREBON, KOMPAS - Akibat serangan hama wereng dan tikus, sejumlah petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tidak bisa menikmati harga gabah yang sedang naik belakangan ini.

Saminta (66), petani di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, mengatakan, panennya kali ini gagal total. Dari 0,5 hektar (ha) sawah yang dikelolanya, ia hanya mendapatkan 180 kilogram (kg). Pendapatan panen itu jauh menurun daripada hasil di saat normal, yakni sampai 3 ton. Wereng menyerang dan tikus-tikus menghabisi bulir padi petani. ”Saya rugi sekitar Rp 3 juta,” kata Saminta.

Miftah (70), petani lainnya di Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, mengatakan, ia beruntung karena tetap mendapatkan hasil panen optimal. Sawah-sawah milik rekannya sesama petani di desanya tak luput dari serangan tikus dan wereng. Dari sawahnya yang seluas 1.000 meter persegi, ia memperoleh 3,5 kuintal gabah.

Panen yang belum merata sasat ini mendorong kenaikan harga gabah. Dalam sepekan terakhir, harga gabah kering giling (GKG) di Cirebon Rp 4.000 per kilogram (kg). Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga saat panen, Rp 3.400 per kg.

Sementara itu, Kepala Subdivisi Regional Bulog Cirebon Opa Setiana mengatakan, serapan Bulog di wilayahnya saat ini sudah mencapai 70 persen dari target 90.000 ton. ”Panen gadu masih berjalan. Kami yakin, sampai dengan panen raya nanti target Bulog tercapai,” katanya.

Guna mencegah meluasnya serangan wereng, petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, membakar tanaman padinya yang telah puso, seperti yang dilakukan kelompok tani Margi Rahayu di Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan.

Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Widjajadi mengatakan, areal tanaman padi yang rusak dan puso akibat serangan wereng dan tikus pada musim tanam kemarau pertama ini sekitar 200 hektar. Padahal, luas areal tanaman padi musim kemarau pertama (MK I) atau musim gadu ini adalah 45.000-50.000 hektar.

Untuk tanaman padi pada musim kemarau kedua yang akan dimulai antara Agustus dan September luasnya lebih sedikit, yakni 20.000-25.000 hektar. Adapun luas areal tanaman padi yang diperkirakan mengalami puso sejak awal tahun 2011, menurut Hari Widjajadi, hingga saat ini sekitar 600 hektar.

Sementara itu, akibat musim kemarau, sejumlah lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, puso. Salah satu areal yang terparah terdapat di Kecamatan Pancatengah. Saat ini tercatat 700 hektar lahan sawah dipastikan puso dari total 2.000 hektar lahan sawah tadah hujan di Pancatengah.

”Akibat tidak ada pasokan air, lahan yang puso meluas sangat cepat. Dua minggu lalu baru sekitar 300 hektar, tetapi kini semakin banyak petani melaporkan sawahnya puso,” kata Mubarok, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Pancatengah.

(SIR/CHE/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com