Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Komandan" Pemadam Kebakaran Hutan

Kompas.com - 14/07/2011, 03:10 WIB

Oleh Dwi Bayu Radius

Menghirup asap kebakaran hutan rasanya sesak. Keengganan mengisap ”hasil” pembakaran itu menjadi motivasi Haga Salmin bergabung dalam Tim Serbu Api Kalimantan Tengah. Tim itu berperan sebagai pencegah dan pemadam kebakaran hutan di Kalimantan Tengah. 

Saat pertama mendengar tentang Tim Serbu Api (TSA) tahun 1997, Haga baru tiba dari rumah saudaranya di Kabupaten Katingan, Kalteng. Ia merasa lelah setelah menempuh perjalanan lebih dari 300 kilometer, pulang ke rumahnya di Kalampangan, Palangkaraya. Perjalanan itu ditempuhnya selama dua hari, dengan 100 kilometer di antaranya menggunakan perahu.

”Waktu saya baru sampai di rumah, ada anggota TSA yang mengajak melihat kebakaran di hutan. Meski lelah, saya langsung ikut dan tergerak memadamkan api,” katanya. Mereka berjalan di tengah hutan sambil merasakan sesaknya napas menghirup asap, mulai dari pukul 20.00 hingga tengah malam.

Rasa waswas pun menghinggapi Haga saat melihat jarak kobaran api dengan rumahnya hanya sekitar 300 meter. Oleh karena itulah, dia lalu memutuskan terlibat dalam TSA. Bencana itu begitu besar. Sekitar 50.000 hektar hutan di Kalampangan dan Sebagau, Palangkaraya, habis terbakar.

”Lahan yang terbakar mencakup 70 persen dari total luas kawasan itu. Asap kebakaran mengganggu pernapasan warga, petani juga tak bisa bekerja,” tuturnya.

Ilalang dan pepohonan di tepi jalan pun berubah menjadi bara. Jalan aspal sekalipun tak kuat menahan panas hingga pecah dan retak. ”Bara itu merembet ke bagian gambut di bawah jalan. Begitulah dahsyatnya saat lapisan gambut pun ikut terbakar,” ujarnya.

Gambut adalah sisa-sisa bagian pohon yang tertimbun dan amat mudah terbakar pada musim kemarau. Jika sudah terbakar, lahan gambut sulit dipadamkan karena bara api bisa membakar lapisan di bawahnya. Kebakaran yang dianggap orang sudah padam setelah disiram air bisa muncul lagi sewaktu-waktu.

”Susahnya, bara itu berada di bawah tanah. Kalau orang menyiramkan air di situ, dalam satu jam api bisa menyala. Jadi, lahan itu harus digenangi air,” papar Haga.

Selama ia bertugas, kebakaran besar melanda wilayah tugasnya tiga kali, yakni tahun 1997, 2002, dan 2008. Kemampuan dan kegigihan Haga memadamkan serta mencegah kebakaran hutan di Kalampangan dan Sebangau membuat dia dipercaya menjadi ”komandan” bagi tim TSA. Dia menjadi Koordinator TSA Kalteng sejak tahun 2002.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com