Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Merangkak Naik

Kompas.com - 05/07/2011, 03:20 WIB

Jakarta, kompas - Harga kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional di DKI Jakarta dan sejumlah daerah di sekitarnya terus merangkak naik, terutama beras, telur, daging ayam, dan daging sapi. Kenaikan harga itu terjadi lebih dari sepekan ini.

Pantauan harga di Pasar Grogol, Jakarta Barat, dan Pasar Rawabadak di Jakarta Utara, Senin (4/7), kenaikan harga beras mencapai Rp 1.000 per kg. Harga beras kelas medium, seperti IR64 dan IR2, naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 7.500 per kg.

Di Tangerang dan Banten, harga beras kelas premium, seperti setra dan pandan wangi, naik dari Rp 8.500 menjadi Rp 9.000 per liter. Harga beras kualitas rendah pun, seperti beras C4, yang sebelumnya Rp 5.800 per kg, saat ini naik menjadi Rp 6.000 per kg.

   Menurut sejumlah pedagang, mereka belum mengetahui penyebab utama kenaikan harga beras itu karena pasokannya tak mengalami gangguan, tetapi beredar kabar terjadi gagal panen.

 ”Kalau gagal panen, tak pernah ada beritanya di media massa. Tahunya harga itu sudah naik dari pasar induk. Katanya, harga beras bisa naik terus sampai Lebaran,” ujar Fetri, pedagang beras di Pasar Grogol.

Beralih ke beras murah

Akibat kenaikan harga beras itu, menurut salah seorang pedagang beras di Pasar Induk Rau di Banten, Surji, para pelanggan yang biasanya membeli beras kualitas bagus beralih ke beras C4 berkualitas rendah.

Sama halnya dengan beras, kenaikan harga telur juga terjadi tanpa diketahui sebab yang jelas, sementara pasokannya tetap berjalan lancar. Kenaikan harga telur itu terjadi secara merata, baik di Jakarta, Banten, maupun, Tangerang.

Harga telur yang sepekan lalu masih Rp 15.000 per kg sekarang Rp 17.000 per kg. Di tingkat eceran, harga telur bisa Rp 17.500 hingga Rp 18.000 per kg.

      Sugi, pedagang telur di Pasar Grogol, mengatakan, berita yang beredar di kalangan pedagang, kenaikan harga terjadi karena ada pergantian ayam. ”Katanya, ayam yang lama dipotong dan diganti ayam baru. Nah, ayam baru itu belum bertelur. Jadi mungkin pasokan berkurang,” ujar Sugi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com