Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengelola Surakarta Lebih Sulit dari Jakarta

Kompas.com - 27/06/2011, 10:17 WIB

SURAKARTA, KOMPAS.com - Mengelola Kota Surakarta jauh lebih sulit daripada mengurus Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hal itu dikatakan Walikota Surakarta Joko Widodo di Kediaman Walikota Surakarta, kawasan Loji Gandrung, Minggu (26/6/2011) malam, seusai menghadiri jamuan makan malam dengan Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Soritaon Siregar. Surakarta atau biasa dikenal Solo, menurutnya, memiliki beragam masalah yang tidak dimiliki Jakarta, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih serius. Penuturan Joko Widodo ini diungkapkan saat ditanya perkembangan rencananya mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Joko Wi, demikian panggilan akrabnya, Surakarta memiliki empat kekhasan yang tidak dimiliki oleh Jakarta, sehingga mengelola kota ini tidak mudah. Pertama, kota ini pernah dibakar sebanyak sebelas kali karena kerusahan massa, sedangkan Jakarta tidak pernah dibakar sebanyak itu.

Kedua, kantor Walikota Surakarta dan pusat pemerintah di kota ini pernah dibakar massa sebanyak tiga kali, sedangkan Jakarta tidak pernah mengalami masalah yang sama. Ketiga, Surakarta adalah kota yang dijadikan pusat oleh kelompok-kelompok masyarakat fundamentalis yang kerap menjadi golongan penekan serius. Keempat, Surakarta juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, yakni 12.300 orang per kilometer persegi. Ini hanya dikalahkan oleh Jakarta Utara, ujarnya.

Atas dasar itu, Joko Wi menyangkal pemberitaan di beberapa media elektronik yang menganggap bahwa mengelola Kota Surakarta jauh lebih mudah dari Jakarta.

"Saya melihat berita di beberapa situs, banyak yang mengomentari, mungkin sampai ada 300 komentar. Namun, saya heran mengapa sebagian besar menganggap Surakarta itu jauh lebih mudah dipimpin dibandingkan Jakarta," ujarnya.

Meski begitu banyak masalah, Joko Wi memiliki obat penawarnya, yakni terus menerus turun ke bawah atau menemui masyarakat secara langsung di lapangan. Hal ini, kata dia, perlu dilakukan untuk mengetahui keresahan yang muncul di kalangan warga.

"Sering-seringlah turun ke bawah. Itu saja solusinya," kata Joko. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com