Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Transportasi Utara Papua

Kompas.com - 22/06/2011, 20:18 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com - Cuaca buruk yang terjadi selama sepekan di wilayah utara Manokwari, Papua Barat, mengakibatkan transportasi laut dan udara terganggu. Kondisi ini diperkirakan terjadi sampai akhir Juni.

Nelayan di pesisir Manokwari, selama tiga hari terakhir enggan melaut karena cuaca tidak bersahabat. Nelayan memilih menunggu angin reda untuk melaut, atau mencari ikan di dekat pantai.

Demikian pula pemilik perahu penyedia jasa angkutan antarpulau di Manokkwari. Ruben Bonay (46) pekerja bongkar muat kapal mengatakan, sejak kemarin, beberapa kapal yang mengangkut barang batal bersandar karena angin kencang dan ombak tinggi.

Pemilik kapal takut jika bersandar, kapal akan dihantam ombak, sehingga kapal malah rusak. Pemilik kapal yang meny ediakan jasa angkut Manokwari-Mansinam, memilih tidak mengantar penumpang pada pagi dan petang hari, karena angin bertiup paling kencang. "Kapal tak ada yang bersandar. Mereka menunda sampai angin dan ombak tidak kencang," tambah Ruben.

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika George Leskona cuaca buruk sudah berlangsung sebulan, dan puncaknya pada seminggu terakhir.

Penyebabnya adalah awan siklon tropis yang berada tepat di utara Manokwari. Akibatnya, angin kencang sampai 30 knot dan hujan deras disertai halilintar tiba-tiba terjadi.

Di laut, tinggi gelombang di pesisir utara Manokwari hingga Sorong bisa mencapai 3 meter. Kondisi ini berbahaya bagi pelayaran dan kegiatan pencarian ikan di pesisir utara. "Untuk di wilayah selat an, seperti di kawasan Teluk Cendrawasih, cenderung landai, hanya sekitar 1 meter," jelas George.

Selain membahayakan transportasi laut, cuaca buruk juga berpengaruh pada transportasi udara. Beberapa kali, pesawat Susi Air batal berangkat karena cuaca ekstrem tiba-tiba berubah. Akibatnya, penumpang harus menunggu sehari kemudian.

Perubahan cuaca ekstrem di Papua, selama beberapa tahun ini terus terjadi. Sayangnya di Papua Barat belum punya radar cuaca. Radar cuaca ini membantu bandara mengetahui dan memprediksi cuaca dalam radius 300 km.

Data cuaca memudahkan maskapai penerbangan dan pilot memutuskan perjalanannya. Sebab, data cuaca yang diolah adalah kondisi cuaca di rute perjalanan yang dilewati pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com