Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemari Lingkungan, Penghargaan Dicabut

Kompas.com - 22/06/2011, 19:03 WIB

KENDAL KOMPAS.com - Empat perusahaan, masing-masing PT Rimba Partikel Indonesia (RPI) Kaliwungu, PT Asia Pasific Fiber (APF) Kaliwungu, PT Kayu Lapis Indonesia (KLI) Kaliwungu, dan PT Sinar Bahari Agung (SBA) Cepiring, mendapat penghargaan lingkungan dari pemerintah daerah Kabupaten Kendal Jawa Tengah, Rabu (22/6/2011).

Empat perusahaan itu diberi penghargaan lingkungan, karena dinilai tidak mencemari lingkungan. Penghargaan diberikan langsung oleh Bupati, Widya Kandi Susanti.

Usai memberi penghargaan lingkungan di PT Sinar Bahari Agung, Widya, mengaku akan mencabut penghargaan itu, bila nantinya perusahaan tersebut mencemari lingkungan sekitarnya.

"Jika ternyata mencemari lingkungan penghargaan yang telah diberikan akan dicabut," ujar Bupati Widya Kandi Susanti.

Widya mengaku penghargaan yang diberikan bertujuan memberikan motivasi kepada perusahaan agar menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

Penghargaan yang diberikan bertujuan agar perusahaan juga ikut menjaga lingkungan sekitar. Limbah-limbah yang ditimbulkan oleh perusahaan harus diolah dengan baik.

Pihaknya mengaku belum tahu jika ada perusahaan yang sudah menerima penghargaan tapi masih menimbulkan pencemaran lingkungan.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Muryono saat dikonfirmasi mengatakan penghargaan terhadap empat perusahaan, diantaranya PT SBA bersifat memotivasi. Pihaknya menilai kinerja PT SBA untuk memperbaiki instalasi pengolah limbahnya cukup bagus.

Terbukti hasil limbahnya masih berada jauh di bawah baku mutu. "Selama tiga tahun terakhir, limbah cair PT SBA masih dibawah baku mutu," aku Muryono.

Manajer PT SBA Idris mengatakan pihaknya berusaha untuk membuat pengelolaan limbah agar limbah yang dihasilkan aman terhadap lingkungan.

Demo warga sekitar pada 2007 membuat perusahaannya mulai membenahi kondisi IPAL yang ada. Pihaknya menggandeng Undip, ITB, dan ITS untuk membenahi pengolahan IPAL.

Akhirnya SBA menggandeng ITS karena sesuai dengan spesifikasi jenis limbah yang dihasilkan. "Dengan menggandeng ITS, kualitas limbah yang kami hasilkan akhirnya masih di bawah baku mutu," ujar Idris.

Diakui, saat ini pihaknya masih belum bisa menghilangkan bau amis dari ikan. Untuk mengatasinya, pihaknya saat ini membongkar ikan di tempat khusus agar baunya tidak menyebar ke jalan raya.

Salah satu warga Cepiring Didik, 30, mengaku heran dengan penghargaan yang diterima SBA. Pasalnya perusahaan pengolah ikan ini masih mencemari air Kali Blukar dan menimbulkan bau sangat busuk.

Pengendara yang lewat di jalur utama pantura terpaksa harus menutup hidung agar tidak mencium bau menyengat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com