Pelarangan impor sapi oleh Pemerintah Australia tidak perlu ditakutkan. Peternak sapi lokal di Desa Jayamandiri Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berharap, pasca-pelarangan itu akan meningkatkan posisi tawar sapi lokal.
”Selama ini kalaupun harga daging tinggi, perdagangan sapi lokal tidak menguntungkan petani. Pasalnya, harga jual sapi lokal petani selalu saja rendah,” ungkap Aup Saepulloh, Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Jaya Mandiri, Jumat (10/6). Kelompok Tani yang beranggotakan 255 petani ini mengembangkan sapi lokal.
Petani di Kota Tasikmalaya berharap pemerintah lebih aktif mendampingi dan meningkatkan usaha peternak lokal pasca-pelarangan sapi impor dari Australia. Caranya dengan memberikan pinjaman modal usaha pada peternak dan memperketat pemotongan sapi betina produktif di rumah potong hewan.
”Peternak sapi Kota Tasikmalaya menyambut baik adanya pelarangan sapi impor. Selama ini masuknya sapi siap potong dan daging impor lebih banyak merugikan peternak karena mengganggu pasar,” kata Nandang Suryana, peternak sapi asal Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar Kementerian Pertanian dan pihak terkait lainnya menertibkan rumah pemotongan hewan. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas tindakan Australia yang menghentikan ekspor sapi ke Indonesia.
Pemerintah Indonesia bersama Australia siap melakukan verifikasi rumah pemotongan hewan, khususnya untuk sapi, pada Senin mendatang.
”Anggota tim berjumlah delapan orang, dari kita empat orang dan dari Australia empat orang,” kata Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi.
(CHE/DMU/APO/ETA/RIZ/WIE/MAS/ENY/ATO/HAM)