Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idealnya, Ada 25.000 Spesialis Penyakit Dalam

Kompas.com - 09/06/2011, 08:45 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Idealnya, Indonesia memiliki 25.000 dokter spesialis penyakit dalam untuk melayani warga di seluruh wilayah. Namun, menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia Aru W Sudoyo, yang baru tersedia saat ini hanya 2.900 orang.

Menurut Aru, kekurangan itu mengakibatkan banyak wilayah Indonesia, terutama daerah kepulauan dan perbatasan, tidak memiliki dokter spesialis penyakit dalam. "Distribusi ke daerah juga kurang. Di daerah-daerah sering penderita penyakit dalam dilayani dokter umum," lanjutnya di Batam, Rabu (8/6/2011).

Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Papdi)  berharap pemerintah berperan aktif meningkatkan kemampuan dan kompetensi dokter umum untuk menjadi dokter spesialis.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Papdi Chairul Rajab Nasution mengatakan, pemerintah seharusnya memprioritaskan penempatan dokter spesialis di daerah perbatasan dengan kontrak kerja 10 tahun, disertai peralatan yang lengkap.

"Banyak dokter spesialis di daerah akhirnya hengkang karena tidak ada alat kesehatan yang mereka butuhkan atau keahlian mereka tidak dihargai secara layak," katanya.

Chairul mengharapkan Papdi dilibatkan dalam penempatan dokter spesialis. "Selama ini hal tersebut hanya dilakukan oleh pemerintah," ujar Chairul.

Chairul juga meminta pemerintah menambah jumlah rumah sakit pendidikan agar jumlah spesialis penyakit dalam dan spesialis lainnya mendekati ideal.

"Saat ini jumlahnya hanya 19, seharusnya bisa lebih banyak lagi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com