Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Mendesah Menahan Tangis

Kompas.com - 05/06/2011, 03:47 WIB

Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5, pada akhir pidatonya dalam acara memperingati kelahiran Pancasila dan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Nusantara IV Kompleks MPR/DPR/DPD Jakarta, Rabu (1/6), berujar, ”Saudara-saudari sebangsa se-Tanah Air. Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ingin kembali menyampaikan sedikit cuplikan lagu yang begitu indah yang telah kita dengar tadi, yang disampaikan almarhum Franky Sahilatua, sahabat saya, ke dalam syair ’Pancasila Rumah Kita’”. Suaranya tersendat, menahan tangis. Air matanya sempat menetes. Sejenak ia diam.

Pancasila rumah kita,

Rumah untuk kita semua,

Nilai Dasar Indonesia,

Rumah kita selamanya....

Untuk semua puji nama-Nya

Untuk semua, cinta sesama

Untuk semua, keluarga menyatu

Untuk semua, bersambung rsaa

Untuk semua saling membagi,

Pada setiap insan

sama dapat...sama rasa

Oooo ....Indonesiaku.

Ketika membacakan kalimat terakhir, Megawati yang mengenakan kebaya putih mendesah, ”Oooohhhh, Indonesiaku, ooooh Indonesiaku. Selamat memperingati 66 tahun lahirnya Pancasila. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Tepuk tangan hadirin bergemuruh mengiringi Megawati turun dari panggung kembali duduk di dekat mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, istri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, Ny Sinta Nuriah, Presiden dan Ny Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden dan Ny Herawati Budiono, serta Ketua MPR Taufik Kiemas. Di antara para pimpinan DPR, MPR, dan DPD tampak sahabat Franky Sahilatua lainnya, yakni Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Wakil Ketua DPD.

Istri almarhum Franky, Harwantiningrum atau Antiek (53), serta kedua anak mereka, Ken Noorca (27) dan Hugo Delano atau Hagi (22), mencucurkan air mata ketika mendengarkan ucapan Megawati. ”Terima kasih Bu Mega,” ucap Antiek di depan televisi di tempat tinggalnya di Bintaro, Tangerang.

Di rumah Gus Dur

Persahabatan Megawati dengan Franky sudah lama berlangsung. Terakhir mereka bertemu ketika melawat jenazah almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta Selatan, akhir tahun 2010.

Malam itu, ketika akan meninggalkan rumah Gus Dur, sandal Megawati tertinggal. Ajudan Megawati segera mengambilnya. Ketika itu Franky kebetulan lewat tempat Megawati menunggu sandalnya. Terjadilah perbincangan antarkedua orang itu.

”Megawati sempat berkata kepada saya, waduh Pak Franky sekarang sudah lupa saya, ya? Saya jawab, saya tetap mendukung Ibu Megawati untuk menegakkan Pancasila,” cerita Franky setelah pertemuan itu.

Saat itu, kata Franky sebelum meninggal pada 20 April 2011 lalu, ”Saya juga bercerita tentang lagu ’Pancasila Rumah Kita’ yang telah tercipta sejak tahun 2005.”

”Saya juga bilang, lagu itu sudah saya nyanyikan hampir ke seluruh tempat di Indonesia. Bu Mega senang dan akan mendukung,” ujar Franky.

Berbagai komentar muncul tentang pilihan Megawati menyebut Franky di akhir pidatonya. ”Ibu Megawati cantik sekali,” ujar kader Partai Golongan Karya, Melky Laka Lena, sambil terisak ketika mendengarkan pidato Megawati di televisi. ”Terima kasih Bu Mega,” lanjutnya.

”Waduuuuuuuh, bagus Mbak Mega, saya rasa spirit Franky kini telah bangkit... Sebagai teman Franky, saya ucapkan terima kasih kepada Mbak Mega,” komentar budayawan Muslim Abdurrahman.

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Wahyuni Refi mengatakan, sudah sepatutnya Megawati mengapresiasi Franky Sahilatua. ”Beliau perempuan mudah terharu dan mudah berempati,” katanya.

Anggota forum diskusi Nasional Indonesia (Nasindo), Elya Muskita, mengatakan, dengan menyebut nama Franky dan mengutip lagunya membuat Megawati tampak punya pilihan politis yang cerdas. ”Dengan pidatonya sendiri saya tidak tertarik,” ujarnya.

Tentang air mata Megawati, oleh pepatah Latin bisa dituduh dengan kata-kata ini, lacrima nihil citius arescit (tiada yang lebih cepat mengering daripada air mata). Akan tetapi, semangat menegakkan Pancasila tidak akan mengering. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com