Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kutip Lirik Lagu Franky, Mega Terharu

Kompas.com - 01/06/2011, 11:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri menutup pidato kebangsaannya dalam acara peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 atau Hari Lahirnya Pancasila, di Gedung MPR, Rabu (1/6/2011), dengan mengutip lirik lagu yang diciptakan (alm) Franky Sahilatua dan rekannya, A Dulmanan. Mega sempat terisak ketika mengutip bait satu dan tiga dari lagu berjudul "Pancasila Rumah Kita" ini.

"Saya ingin menyampaikan lagu yang telah kita dengar tadi yang disampaikan oleh Franky Sahilatua, sahabat saya. Dalam syair 'Pancasila Rumah Kita' (disebutkan), Pancasila rumah kita, rumah untuk kita semua. Nilai dasar Indonesia, rumah kita selamanya. Untuk semua keluarga saling menyatu, untuk semua saling membagi. Pada setiap insan sama dapat, sama rasa, oooh Indonesiaku, ooooh Indonesiaku," ungkap Megawati dengan suara terbata-bata.

Megawati tampak terkesan dengan lirik lagu yang diciptakan Franky karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam pidatonya, putri Bung Karno, penggagas lahirnya Pancasila, ini mengatakan, Pancasila seharusnya tak hanya diperbincangkan, tetapi harus menjadi kenyataan yang membumi. Oleh karena itu, Mega mengajak agar peringatan hari ini dijadikan momen baru untuk mempertegas penanaman nilai ideologi Pancasila yang lebih baik daripada sebelumnya.

"Peringatan ini sebagai jalan baru, jalan ideologi untuk mempertegas bahwa tidak ada bangsa besar tanpa ideologi yang mengakar pada nurani rakyatnya. Contohnya Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan China, menemukan kekokohannya pada fondasi ideologi yang mengakar kuat pada masyarakat. Ideologi menjadi alasan dan penuntun arah bangsa dalam menemukan kebesarannya," ungkap Mega.

Mega juga menambahkan bahwa ideologi perlu dipelihara sebagai penjaga harapan untuk menjadi bangsa yang besar. Harapan memelihara daya juang dan menimbulkan kekuatan yang mahadahsyat dalam menjaga jati diri bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Nasional
    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    Nasional
    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Nasional
    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com