Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuti Bersama Tak Mendidik Kerja Keras

Kompas.com - 24/05/2011, 04:29 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah kembali memutuskan Jumat, 3 Juni 2011, sebagai cuti bersama. Kesepakatan untuk libur ini dinilai sebagai pembolosan yang disahkan.

”Terlalu banyak libur akan melemahkan etos kerja dan ujungnya menurunkan produktivitas nasional. Padahal, semestinya warga Indonesia bekerja keras bila ingin maju,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Prof Zainuddin Maliki, Senin (23/5) di Surabaya.

Cuti bersama pada Jumat 3 Juni diputuskan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan Hari Libur dan Cuti Bersama.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam siaran persnya menjelaskan, cuti bersama untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan hari kerja di antara dua hari libur. Selain itu, selama ini sebagian pegawai negeri sipil tidak sepenuhnya memanfaatkan hak cuti tahunan yang menjadi momen rekreasi dan penyegaran bagi karyawan dan keluarga.

Menurut Zainuddin, Indonesia sudah bermasalah dengan produktivitas dan etos kerja bangsa. ”Hari kerja pun seperti libur karena jam kerja tidak dimanfaatkan secara produktif,” ujarnya.

Praktisi pendidikan Arief Rachman menilai, kebiasaan cuti bersama di Indonesia tidak mendidik karakter bangsa yang suka bekerja keras. Padahal, bangsa ini harus mengembangkan semangat dan kebiasaan bekerja keras, bukan lebih senang liburan.

”Benar-benar tidak mendidik bangsa agar suka kerja keras jika setiap kali ada hari kejepit, dilanjutkan dengan cuti bersama. Yang namanya cuti, terserah pribadi,” ujarnya.

Arief khawatir, kebiasaan cuti bersama ini bisa jadi contoh tidak baik bagi anak-anak sekolah. ”Anak-anak jadi lebih suka menantikan liburan, bukan belajar,” ujarnya. (INA/INE/ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com