Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi Lahan Makin Tidak Terkendali

Kompas.com - 24/05/2011, 03:59 WIB

Jakarta, Kompas - Di tengah kesulitan bangsa ini meningkatkan produksi pangan, terutama beras, alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian terus saja terjadi.

Bahkan, laju konversi lahan semakin tidak terkendali, sekalipun pemerintah dan DPR telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono, Senin (23/5) di Jakarta, menyatakan, konversi lahan pertanian bisa dicegah asal ada koordinasi dan sinergi yang intensif, baik tingkat pusat maupun daerah.

”Sinergi untuk peningkatan produksi pangan saja bisa dilakukan, apalagi untuk mencegah alih fungsi lahan pasti bisa. Tinggal bagaimana melakukan koordinasi dan sinergi intensif,” katanya.

Alih fungsi lahan pertanian umumnya untuk pembangunan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan, ataupun infrastruktur.

Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, pada 2007 Badan Pusat Statistik merilis luas lahan baku pertanian di Jawa saat itu 4,1 juta hektar. Tidak hanya sawah beririgasi teknis, tetapi juga nonteknis dan lahan kering.

Namun, tiga tahun setelah itu, luas lahan pertanian di Pulau Jawa hanya tinggal 3,5 juta hektar. Luas lahan itu berdasarkan audit terakhir yang dilakukan Kementerian Pertanian menggunakan citra satelit dengan resolusi tertinggi sehingga lebih akurat.

Dengan kata lain, dalam tiga tahun terakhir (2007-2010), luas lahan pertanian yang beralih fungsi ke non-pertanian hanya di wilayah Pulau Jawa mencapai 600.000 hektar, atau rata-rata 200.000 hektar setiap tahunnya.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan mengingat kebutuhan pangan warga Indonesia, terutama beras, terus meningkat. Di sisi lain, produksi pangan juga makin menghadapi tantangan serius akibat iklim yang telah mengalami perubahan.

Berdasarkan penghitungan Badan Pusat Statistik, laju peningkatan produksi beras nasional mengalami penurunan dalam tiga tahun ini.

Tahun 2009, produksi beras naik 6,32 persen dibanding tahun 2008. Namun, pada 2010 produksi beras hanya naik sekitar 3,13 persen dibanding 2009 dan 2011 naik 1,35 persen dibanding 2010.

Suswono menegaskan, pemenuhan kebutuhan pangan dari produksi sendiri sangat penting. Ke depan, sekalipun mempunyai banyak uang kalau barang (pangannya) tidak ada, negara tidak bisa berbuat apa-apa.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, peningkatan produksi pangan melalui pola ekstensifikasi, seperti pencetakan lahan pertanian baru, mutlak dilakukan. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com