Jakarta, Kompas
”Kami sedang menunggu keputusan Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi yang dipimpin Menteri BUMN terkait rencana tambahan penyertaan modal negara sebesar Rp 560 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Renny Rorong di Jakarta, Kamis (12/5) malam.
Menurut Renny, dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan mesin pesawat, memperkuat fasilitas perawatan, memositifkan arus kas, serta memperkuat sistem teknologi informasi. Semua itu adalah usulan dari PT PPA yang ditugaskan pemerintah merestrukturisasi Merpati.
Merpati masuk dalam program restrukturisasi PPA atas dasar keputusan rapat di Istana Presiden, 7 Agustus 2008.
Renny mengatakan, dalam rangka restrukturisasi PPA memberikan masukan kepada pemerintah terkait pembelian 15 pesawat MA-60 produksi Xian Aircraft Industry Co Ltd, China. PPA menekankan, pengadaan pesawat MA-60 itu sangat rentan tingkat keterisian penumpang, harga bahan bakar avtur, imbal hasil investasi, dan persentase hari operasi dalam setahunnya.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar membenarkan bahwa pembelian MA-60 merupakan bagian dari restrukturisasi yang dilakukan atas Merpati oleh PPA. ”Hingga saat ini proses restrukturisasi masih di PPA,” ujarnya.
Mustafa kemarin juga menegaskan menolak permohonan pengunduran diri Wakil Direktur Utama Merpati Adhy Gunawan. Kinerja Adhy dinilai baik dan tidak bermasalah. Pemikirannya diperlukan bagi Merpati yang dihadang sejumlah persoalan.
Adhy mengajukan pengunduran diri sejak pertengahan April 2011, jauh sebelum terjadi musibah MA-60 Merpati di Kaimana, Papua Barat, Sabtu pekan lalu.