Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persada Bung Karno Jadi Tempat "Ngelem"

Kompas.com - 11/05/2011, 19:44 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com — Persada Bung Karno yang bersebelahan dengan rumah pengasingan Bung Karno di Kota Bengkulu menjadi tempat ngelem anak-anak jalanan. Praktik menghirup aroma lem agar merasa melayang oleh anak jalanan itu dikhawatirkan bisa merusak citra obyek wisata rumah pengasingan Bung Karno.

Sugrahanudin, juru pelihara (jupel) rumah pengasingan Bung Karno, Rabu (11/5/2011), mengutarakan, ia memergoki lima anak jalan sedang menghirup lem di Persada Bung Karno, Sabtu (7/5/2011) malam. Dua di antaranya berhasil ditangkap, sementara sisanya lari.

"Mereka saya nasihati untuk tidak berbuat seperti itu lagi di lokasi bersejarah ini. Ini (rumah Bung Karno) kan obyek wisata sejarah yang sering dikunjungi wisatawan," kata Sugrahanudin.

Sugrahanudin menambahkan, selain anak jalanan, orang gila pun terkadang menginap di salah satu bangunan Persada Bung Karno sebab bangunan di pinggir jalan di kawasan Anggut Ata itu tidak dipagari. Karena toilet dikunci, mereka kencing sembarangan sehingga menebar bau tak sedap di sekitar rumah tersebut.

Sebenarnya, ada dua petugas jaga di Persada Bung Karno. Namun, mereka mengaku bosan dan lelah mengusir anak jalanan yang sering tidur di tempat itu. "Persada itu tidak memiliki pagar, jadi orang bisa bebas masuk-keluar," kata Sugrahanudin.

Di sebelah Persada Bung Karno terdapat rumah pengasingan Bung Karno, yang ditempati Presiden Pertama RI itu pada 1938-1942. Untuk kali pertama, di rumah itulah Soekarno bertemu Fatmawati, seorang gadis Bengkulu.

Adapun Persada Bung Karno dibangun Pemerintah Provinsi Bengkulu pada 2006. Persada yang dibangun untuk melengkapi obyek wisata rumah pengasingan Bung Karno tersebut terdiri dari empat gedung. Satu gedung difungsikan sebagai klinik kesehatan, satu bangunan terbuka untuk galeri lukisan dan foto, satu bangunan untuk kantor, dan satu gedung dua lantai untuk pertemuan.

Lantai satu gedung tersebut pernah dijadikan kantor perpustakaan daerah sebelum akhirnya pindah. Lantai dua gedung ini sampai sekarang masih disewakan kepada mereka yang akan menggelar pertemuan.

Gedung yang difungsikan sebagai klinik sampai sekarang belum pernah dioperasikan. Sementara itu, bangunan yang rencananya dijadikan galeri terlihat kosong. Beberapa kali, sebuah sanggar seni menggunakan bangunan ini untuk latihan. Adapun gedung satu lagi hingga kini tidak jelas akan dipakai sebagai apa. Pintunya selalu tertutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com