Tegal, Kompas -
Para pengguna jalan yang ditemui pada Jumat (6/5) mengaku tidak tahan lagi dengan situasi yang mengakibatkan pembengkakan biaya dan waktu tempuh. Mereka tak ingin situasi sekarang belarut-larut hingga datangnya bulan Ramadhan dan masa arus mudik pada Agustus mendatang.
Pahlevi (33), warga Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, yang setiap hari melintasi jalur pantura Kecamatan Brebes berharap perbaikan jalan bisa segera tuntas. Ia yang setiap hari harus berangkat menuju kantornya di Kota Tegal sering terhadang kemacetan, terutama pada pukul 10.00 dan pukul 16.00.
Sodikin (36), sopir truk, mengatakan, akibat rusaknya ruas jalan itu, ia harus mengantre. Waktu tempuh dari jalur pantura Bulakamba, Kabupaten Brebes, hingga jalur pantura Kota Tegal mencapai lebih dari tiga jam. Padahal, dalam kondisi normal, waktu tempuh dengan jarak yang sama hanya satu jam.
Kondisi itu mendongkrak biaya bahan bakar dari biasanya
Pejabat Pembuatan Komitmen Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah Losari-Brebes, Fathoni Djalaludin, menyatakan, perbaikan jembatan di wilayah Kabupaten Brebes ditargetkan rampung pada akhir Juli.
Pada konteks lain, ribuan warga Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, meminta pemerintah segera memperbaiki jembatan Sungai Karang yang ambrol diterjang air bah pada Rabu malam. Warga setempat terisolasi.