Setelah para perambah turun, lanjut guru SD Tarumajaya itu, ratusan warga tak memiliki mata pencarian. Akibatnya, saat itu ia mendapat julukan pembunuh petani. Bahkan, rumahnya sempat dilempari batu oleh petani. Yang lebih menyakitkan, ucap Agus, para petani memindahkan anaknya dari sekolah tempat dia mengajar.
Wadah pembinaan
Tahun 2003, Agus dan para petani lain membentuk wadah pembinaan yang diberi nama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tarumajaya. Ia ditunjuk sebagai ketua hingga saat ini.
Program utama LMDH saat itu adalah membina petani untuk perlahan beralih dari bertani sayuran semusim yang minim meresap air dengan komoditas lebih ramah lingkungan. LMDH menawarkan beberapa komoditas, seperti kopi, terong kori, daun murbei, dan teh. Selain itu, petani juga dicarikan lahan lain di luar lahan milik Perhutani.
Hasilnya, 334 keluarga petani yang dulu merambah hutan di sekitar Gunung Wayang itu kini tak lagi menggarap kawasan seluas 265 hektar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.