Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak Macet dan Jalan Hancur di Jalintim

Kompas.com - 19/04/2011, 04:40 WIB

Oleh Syahnan Rangkuti

Jalan mana yang rusaknya paling parah di Pulau Sumatera? Seluruh sopir truk yang ditanyai Kompas ketika terjebak macet di perbatasan Provinsi Riau dengan Jambi serempak menjawab Riau.

Saat terjebak kemacetan panjang di perbatasan Riau-Jambi, Senin (11/4), A Samosir (42), sopir angkutan bahan kebutuhan pokok dari Jakarta menuju Medan, menyatakan, hampir seluruh jalan negara di Pulau Sumatera mengalami kerusakan. Di Lampung, kerusakan terutama terdapat di daerah Mesuji ke arah perbatasan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Di Sumsel, dari Pematang Panggang (perbatasan Sumsel- Lampung, sekitar 170 kilometer dari Palembang) sampai ke Teluk Gelam (sekitar 80 km dari Palembang) juga rusak. Kerusakan juga ada di Pangkalan Balai menuju Betung dan sedikit di Sungai Lilin.

Di Jambi, sebagian besar jalannya cukup bagus. Kalaupun ada kerusakan relatif kecil, terutama di ujung perbatasan dengan Riau.

”Secara garis besar, Lampung dan Sumsel meski ada bagian jalan yang rusak masih ada bagian jalan yang bagus. Jarang kami terjebak macet berjam-jam, apalagi sampai bermalam di jalan. Namun, kalau di Riau, tidak ada pilihan. Begitu masuk ke jalur Riau, kami sopir truk pasti stres. Kami waswas, apakah kami bakal menginap lagi di jalan?” ujar Samosir dengan dialek Medan yang khas.

Kondisi jalan lintas timur Sumatera yang kerap disebut jalintim di wilayah Riau memang sangat memprihatinkan. Begitu memasuki wilayah Riau dari arah Provinsi Jambi, hanya ada dua pilihan jalan: buruk atau sangat buruk.

Dari perbatasan Riau-Jambi (300 km dari Pekanbaru) sampai Pelalawan (60 km dari Pekanbaru) nyaris tidak ada jalan yang benar-benar bagus lebih dari dua kilometer. Begitu jalan sebentar, kendaraan harus mengerem karena ada lubang dari ukuran kecil sampai sebesar kubangan gajah. Kondisi lubang-lubang tersebut tentu saja sangat berbahaya, kedalamannya bahkan ada yang 60 sentimeter (cm).

Firdaus dan dua temannya yang mengendarai mobil sedan dengan pelat nomor polisi Yogyakarta benar-benar stres menghadapi kondisi jalintim di Riau. ”Bayangkan, dari Jambi kami berangkat pukul 06.00 pagi tadi, dan mencapai perbatasan Riau pukul 10.00,” kata Firdaus yang ditemui pada Senin siang. Jarak 180 kilometer tersebut harus mereka tempuh sekitar empat jam.

Lebih parah begitu memasuki Riau, dalam empat jam baru berjalan 40 km. ”Di Selensen (desa pertama di ujung Riau perbatasan dengan Jambi) mobil kami tersangkut lubang. Untungnya masih bisa didorong ramai-ramai oleh sopir truk,” ujar Firdaus.

Di Desa Selensen, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, tidak jauh dari perbatasan Provinsi Jambi, jalan rusak sudah terasa. Di salah satu tanjakan sepanjang 100 meter, di dekat sebuah sekolah dasar, kerusakan sangat parah. Tidak ada lagi bagian aspal utuh, seluruhnya sudah terkelupas. Lubang menganga bervariasi dengan tonjolan besar di setiap sudut.

Di Desa Sungai Akar, Kecamatan Belitang, Kabupaten Indragiri Hulu, di pusat keramaian desa, terdapat lubang memanjang membelah seluruh badan jalan. Di salah satu sisi terdapat bekas timbunan tanah berlumpur setinggi satu meter dengan diameter sekitar tiga meter. Praktis hanya satu lajur yang dapat dilewati. Itu pun harus melewati lubang sedalam 40 cm.

Menurut Rahmat, seorang pedagang warung kecil di pinggir Jalan Sei Akar, kondisi jalan itu sudah mulai rusak sejak sebulan lalu. Namun, dalam sepekan terakhir, persis dari Senin (4/4) sampai Senin (11/4), kemacetan parah senantiasa terjadi. Setiap hari pasti ada truk yang terjebak dalam kubangan dan tidak bisa bergerak sampai ada bantuan.

”Semalam di Desa Talang Lakat (tetangga Desa Sei Akar) di dekat kantor polisi, sebuah truk terbalik karena tidak dapat melewati lubang dengan baik,” timpal Udin, pembeli di warung Rahmat.

Dengan kondisi sekarang, perjalanan Pekanbaru-batas Jambi (320 km) yang biasanya dapat ditempuh lima jam, kini tidak lagi dapat diprediksi. Kalau bernasib baik, waktu tempuh 10 jam sudah sangat bagus. Namun, perjalanan satu hari satu malam sudah kerap terjadi.

Sesungguhnya jalintim Riau- Jambi sudah dapat dikategorikan terputus meski secara berkala. Sayangnya, perhatian pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah setempat tidak ada. Di lapangan tidak ada alat berat yang siaga untuk membantu mengurai kemacetan.

Berapa besar kerugian yang sudah terjadi? Transportasi terhambat, uang, bahan bakar melonjak, biaya makan sopir bertambah, kelelahan, mobil rusak, dan sejumlah persoalan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com