Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulat Bulu Serang Ceri dan Singkong

Kompas.com - 17/04/2011, 08:13 WIB

BATU, KOMPAS.com - Setelah berhasil menyerang Kota Malang, kini ulat bulu juga "berwisata" ke Kota Batu, Jawa Timur. di Kota wisata tersebut, ulat bulu tidak menyerang pohon cemara dan pohon mangga layaknya di Kota Malang dan Kabupaten Probolinggo. Namun, ulat bulu di kota apel itu menyerang pohon ceri dan tanaman singkong.

Serangan ulat bulu di Kota Batu mulai ditemukan sejak Kamis (14/4/2011) lalu. Keberadaan ulat diketahui seorang petani saat akan merawat tanaman singkongnya di lahan miliknya. Pertama kali, ribuan ulat bulu itu ditemukan di wilayah RT 03, RW 03, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa timur.

Tak membutuhkan waktu lama 'berwisata', dalam waktu 3 hari, perkembangan populasi ulat bulu sudah berkembang dengan pesat. Haryono (47), salah seorang warga setempat, sekaligus pemilik tanaman singkong mengatakan, ulat bulu itu mulai memenuhi tanaman singkong dan pohon ceri yang ada di depan rumahnya.

"Awalnya ulat itu tidak seberapa banyak, ukurannya juga masih kecil-kecil. Tapi, dalam beberapa hari saja ukurannya sudah membesar dan jumlahnya semakin banyak," katanya, Sabtu (16/4/2011).

Dengan cepat bertambah populasinya, ulat bulu itu tidak hanya ada di pohon cerry dan tanaman singkong. Namun, sudah mulai merayap di dinding rumah Haryono. Agar tidak sampai masuk ke dalam rumah dan jumlah yang ada di dinding tidak bertambah, Hariyono memberi oli di dekat pohon agar ulat tidak bergerak ke mana-mana.

"Khawatir masuk ke dalam rumah, kami beri oli di bawah pohon cerry dan juga di bawah tanaman singkong itu. Setelah itu, saya langsung melaporkan ke pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu," aku Hariyono.

Hal senada juga diakui Suliah (43), warga setempat. Suliyah selama 3 hari terakhir ini harus rajin membersihkan ulat yang merayap di dinding rumahnya. "Saya khawatir ulat bulu itu masuk ke dalam rumah dan mengenai anak-anak saya. Karena katanya, kalau ulat bulu mengenai kulit pasti gatal semua tubuhnya," ujarnya.

Kedatangan ulat bulu ke kota wisata itu, tak membuat pihak Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu panik. Pihaknya langsung bergerak cepat untuisk melakukan penyemprotan menggunakan obat insektisida pada tanaman yang dipenuhi ulat bulu.

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, Heru Sulihadi, ulat bulu yang menyerang di Desa Oro-Oro Ombo itu jenisnya sama dengan yang menyerang Kabupaten Probolinggo. "Secara fisik ulat itu sama dengan di Kabupaten Probolinggo. Bisa saja ulat itu rakus. Jadi, kalau di Kabupaten Probolinggo menyerang tanaman mangga, di Kota Batu menyerang tanaman ceri dan singkong. Terutama yang masih berbentuk tunas muda," jelasnya.

Agar jumlahnya tidak semakin bertambah, jelas Heru, pihaknya langsung melakukan menyemprotkan dengan obat insektisida di tanaman yang terdapat ulat bulu. Tidak hanya di Oro-Oro Ombo, penyemprotan juga dilakukan di sejumlah kawasan lainnya di Kota Batu. Dengan dilakukan penyemprotan itu, Heru mengaku, ulat yang ada akan mati dan akan langsung mengering.

"Masyarakat tak usah resah dengan adanya serangan ulat bulut itu. Kepada para wisatawan, juga jangan takut untuk berwisata ke Kota Batu. Karena keberadaan ulat bulu sudah bisa teratasi," katanya dengan optimistis.

Ditanya apakah sudah ada ulat bulu yang menyerang tanaman apel? Heru mengaku belum ada. "Kalau menyerang tanaman apel, sampai sekarang masih belum ada. Dan saya yakin, tak akan menyerang tanaman Apel," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com