Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tolak Latihan Perang TNI AD

Kompas.com - 11/04/2011, 21:31 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com — Warga kawasan Urut Sewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, tetap menolak latihan perang dan uji coba alat utama sistem persenjataan TNI Angkatan Darat di wilayah pesisir selatan Kebumen. Mereka mengancam tetap akan memblokade jalan dan mengambil tindakan massal jika pihak TNI AD tetap ngotot melaksanakan latihan.  

Seribuan orang sejak Senin (11/4/2011) pagi berkonsentrasi di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, tidak jauh dari fasilitas Dinas Litbang TNI AD yang menjadi pusat latihan dan uji coba alutsista. Para petani memblokade jalan utama menuju kawasan tersebut.  

 

Saat dihubungi Imam Zuhdi selaku koordinator aksi dari warga mengatakan, aksi digelar sejak Minggu malam dengan melaksanakan ritual pembekalan tekad. Menurut Imam, apabila TNI AD nekat melangsungkan latihan di Urut Sewu, petani akan tetap bertahan.  

 

Hingga Senin siang, situasi Desa Setrojenar cukup mencekam. Warga membangun barikade untuk memblokade ruas jalan-jalan desa dengan bambu dan kayu seperti hendak perang. Para pemuda dan perempuan juga berpatisipasi dalam gerakan penolakan ini.  

 

Salah seorang petani, Salahudin (45), menuturkan, petani sempat membakar ban di depan pintu gerbang kantor Dislitbang TNI AD karena tidak ada pihak TNI yang mau menemui massa. Sejumlah kendaraan milik TNI yang akan masuk ke wilayah itu juga nyaris dirusak massa. Kendaraan tersebut akhirnya mundur dari kerumunan massa.  

 

"Kami tetap menolak pemakaian lahan pertanian di pesisir pantai selatan Kebumen, sebagai ajang latihan dan uji coba senjata TNI. Lahan ini dari dulu kami garap sebagai areal pertanian. TNI pun hanya punya lahan untuk kantor Dislitbang saja," ujar Salahudin.  

 

Imam mengatakan, keberadaan tempat latihan tembak di kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar sampai Sungai Luk Ulo sepanjang lebih dari 22,5 kilometer pernah menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Pada 1997, tercatat, lima anak tewas terkena ledakan mortir aktif yang secara tidak sengaja ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai.  

 

Pada 1998, dua petani yang sedang bekerja mengalami cedera terkena pecahan mortir saat TNI AD melangsungkan latihan. Menurut Imam, latihan tembak dengan menggunakan pesawat di atas permukiman juga membuat warga takut.  

 

Sebelumnya, menurut Imam, sudah pernah terjadi kesepakatan antara TNI AD dan warga bahwa tidak akan ada lagi latihan sebelum permasalahan lahan milik petani dengan pihak TNI selesai.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com