Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ulat Bulu Nempel di Batik Malang

Kompas.com - 11/04/2011, 13:03 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Masalah ulat bulu yang banyak diresahkan warga di Kabupaten Probolinggo dan daerah lainnya di Jawa Timur, kini bukan hanya menjalar di pepohonan, terutama pohon mangga dan ke rumah-rumah warga. Ulat bulu kini sudah menjalar ke baju batik.

Ulat bulu juga ditemukan di Kota Malang, dan "menempel" di baju batik, yakni di baju batik tulis Celaket khas Malang. Ide ulat bulu menjadi motif baju batik celaket khas Malang itu dimunculkan dari seorang pengusaha batik asal Kota Malang, Hanan Abdul Djalil (46).

Hanan yang tinggal di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gang I Nomor 85, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, RT 04 RW 02 Kota Malang Kota mengatakan, ide motif ulat bulu itu muncul setelah di berbagai daerah di Jawa Timur warga banyak diresahkan adanya ulat bulu. "Terutama di Kabupaten Probolinggo. bahkan saat ini sudah merembet ke luar Jawa Timur, seperti di Bali yang juga ada ulat bulu," katanya.

Batik bermotif ulat bulu itu mulai digarap sejak Senin (11/4/2011) pagi. Para pembatik yang khusus membuat batik ulat bulu itu berjumlah 10 orang. "10 pembatik itu khusus yang mengerjakan batik ulat bulu," aku Hanan saat ditemui Kompas.com, di rumahnya.

Dari 10 para pembatik itu, kata Hanan, mampu membuat 5 hingga 6 baju. "Karena para pembatiknya sudah terbiasa membuat batik. jadi, tidak perlu mengajari lagi," ujarnya.

Setiap kain berukuran 2 meter dengan lebar 115 cm itu dipenuhi batik bermotif ulat bulu. Detail desainnya, gambar ulat bulu berada di atas sehelai daun bangga lengkap dengan telur ulat.

"Di motifnya, ulat bulu itu berada di atas daun, dilengkapi telur ulat. selain itu juga ada satu gambar burung dan juga kupu-kupu. Mengapa hanya satu burung dan kupu-kupu? Hal itu menandakan kurangnya predator pemangsa ulat," jelasnya.

Hanan menduga, banyaknya ulat bulu terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem. "Batik motif ulat bulu ini keprihatinan kami terhadap maraknya ulat bulu di berbagai daerah. Batik itu tidak hanya sekedar fashion. Tapi bisa jadi media sosialisasi dalam segala hal," katanya.

Batik itu adalah busana karya asli Indonesia. "Makanya harus dijaga dan jangan sampai dicuri oleh negara lain. dari batik masyarakat bisa mengetahui, bahwa menjaga ekosistem itu sangat penting. Mari bersama-sama menjaga keindahan alam," katanya.

"Harapan saya kepada Pemerintah terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian, jagalah alam dengan baik dan benar," kata pria yang sudah 3 tahun jadi pengusaha batik itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com