Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Tragedi Lewat HT

Kompas.com - 08/04/2011, 03:26 WIB

”Kami menyiapkan dua karung baju dan menghubungi saudara di Kabanjahe untuk menyediakan tempat mengungsi,” kata Sapta Sembiring (53), warga Desa Sukanalu Teran, Kecamatan Naman Teran, dalam perbincangan di akhir Maret lalu. Dia tidak ingin lagi mengungsi tanpa bawa baju ganti seperti waktu itu.

Kaban Karokaro (34), warga Desa Sukameria, Kecamatan Payung, mengatakan, meskipun kondisinya aman, warga desa banyak yang waswas. Mereka tidak bisa lagi hidup setenang sebelum letusan.

Desa Sukameriah merupakan salah satu desa yang berada di bawah rekahan Gunung Sinabung, dan hanya berjarak satu kilometer dari puncak. Desa lainnya, Simacem dan Bekerah, juga hanya berjarak 1,5- 2,5 km dari puncak gunung. Ketiga desa itu dihuni 1.100 jiwa.

Bila aktivitas Sinabung meningkat dan mengeluarkan awan panas atau lahar, tiga desa di lereng gunung inilah yang tersapu lebih dulu. ”Tiga desa ini statusnya sangat berbahaya bila Sinabung meletus, karena sangat dekat dengan rekahan,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono.

Idealnya, tiga desa itu harus dikosongkan mengingat tingginya risiko yang membayangi. Namun, warga Karo tidak mungkin meninggalkan tanah kelahirannya. Bagi mereka, tanah kelahiran itu segalanya.

Karena itu, kata Surono, yang terpenting adalah membuat mereka menyadari risiko sekaligus memberinya langkah-langkah penyelamatan dini.

Surono menambahkan, pihaknya bersama peneliti dari Jepang tengah meneliti Gunung Sinabung, karena tergolong unik. Gunung ini lama tidur, dan empat abad kemudian meletus.

Pengawasan dan pemantauan terhadap Sinabung pun disejajarkan dengan pemantauan terhadap Gunung Merapi, yakni dengan membuat pos pantauan seismik di empat titik. Selain itu, PVMBG memasang dua ungkitan, dan setiap hari memantau gas CO2 Sinabung. Itu semua untuk mengetahui aktivitas Sinabung dari waktu ke waktu, sekaligus bahan peringatan dini.

Di samping itu, PVMBG juga berencana membangun pos untuk memantau Sinabung dan Gunung Sibayak. Sayangnya, Pemkab Karo belum bisa menyediakan lahan. ”Padahal lahannya cuma 500 meter per segi, dan kami yang bayar,” kata Surono.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo Perdana Sebayang mengatakan, lahan itu sudah ada di Kecamatan Simpang Empat. Namun, kemungkinan baru dibangun pertengahan tahun ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com