Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengatur dari Nusakambangan

Kompas.com - 10/03/2011, 10:04 WIB

Oleh Simon Ferry S

KOMPAS.com — ”Cepat, pinjam mobil. Nanti, ada macan di sini,” kata polisi yang akan membawa para tersangka dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. LP di Nusakambangan memang jauh dari keramaian, sepi, dan berada di pulau kecil yang terpencil di tepi laut selatan.

Kawasan LP di Nusakambangkan masih berupa hutan. Namun, sebagian kawasan sudah dikeruk atau ditambang untuk kebutuhan industri semen. Ada tujuh LP di Nusakambangan, yaitu LP Terbuka, Batu, Tembesi, Narkotika, Kembang Kuning, Permisan, dan Pasir Putih.

LP di Nusakambangan selama ini memang dikenal sebagai LP dengan tingkat penjagaan keamanan superketat. Tidak sembarang orang atau pengunjung dapat memasuki area itu. Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ingin masuk ke salah satu LP juga harus mendapat izin kepala LP.

Akan tetapi, di balik pengamanan yang ketat dan keheningan LP, jaringan perdagangan narkotika diduga telah lama terbentuk. Tersangka yang diduga terlibat tidak hanya narapidana atau petugas jaga LP, tetapi juga pejabat di LP, termasuk kepala LP.

Selasa (8/3/2011), petugas BNN menangkap tersangka Kepala LP Narkotika Marwan Adli, Kepala Pengamanan LP Iwan Syaefuddin, dan Kepala Seksi Bina Pendidikan Fob Budhiyono.

Selain itu, petugas BNN juga menangkap tersangka lain, yaitu Hartoni, narapidana dengan hukuman delapan tahun, dan Rinald, cucu Marwan Adli. Rinald juga ditangkap karena rekeningnya diduga digunakan Marwan untuk menampung uang yang diduga diberikan oleh Hartoni kepada Marwan.

Manajemen bisnis narkotika di LP di Nusakambangan itu memang sangat rapi. Narapidana, khususnya bandar narkotika, dapat berkomunikasi untuk memesan barang kepada pemasok dengan telepon seluler. Bahkan, di LP Narkotika, narapidana dapat menggunakan antena penguat jaringan.

Saat petugas BNN menggeledah ruang Fob Budhiyono terdapat tumpukan antena. ”Itu antena penguat sinyal yang kami sita dari narapidana,” kata Fob, sebelum ditanya petugas. Ia menambahkan, selama ini pihaknya juga sering melakukan razia di sel-sel narapidana.

Memang agak sulit diterima dengan akal sehat, di LP yang superketat itu narapidana dapat menggunakan telepon seluler dan penguat jaringan yang dipasang di luar sel. Sulit diterima akal sehat juga, narapidana mampu membeli dan memasang antena tanpa sepengetahuan petugas.

Dengan modal komunikasi itulah, narapidana di sebuah pulau yang terpencil itu dapat mengendalikan bisnis narkotika di luar LP. Bahkan, komunikasi yang dilakukan dapat mencapai mancanegara.

Direktur Narkotika Alami BNN Benny Mamoto mengatakan, beberapa tahun lalu ditemukan.....selengkapnya baca Harian Kompas, Kamis, 10 Maret 2011 halaman 5.

 

Baca juga Ada Sindikat Internasional di Nusakambangan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com