Manado, Kompas -
Menurut pantauan, Kamis, aktivitas warga Tomhohon kembali berjalan seperti biasa sejak pagi hari. Kota Tomohon kembali menunjukkan dinamikanya yang ditandai dengan kepadatan lalu lintas di jalan raya Kakaskasen-Tumatantang.
Farid Ruskanda, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, mengatakan, semburan Gunung Lokon telah berhenti, dan pihaknya tidak melihat gejala menonjol dari aktivitas Gunung Lokon. ”Biasanya letusan di permukaan sulit diduga dan dideteksi,” katanya.
Gunung Lokon yang mengapit Kota Tomohon di sebelah barat tampak terlihat jelas dari jalan raya dengan sinar matahari memancar di puncak gunung berketinggian 1.689 meter dari permukaan laut itu. Di sebelah timurnya terdapat Gunung Api Mahawu yang masih aktif.
Bromo
Dentuman Gunung Bromo diiringi letusan selepas pukul 18.00. Pos vulkanologi mencatat terjadi sembilan kali letusan amplitudo maksimal 38-40 milimeter (mm) selama 15-58 detik.
”Tremor pun terus terjadi dengan amplitudo maksimal 5-40 mm,” ujar Kepala Pos Pantau Gunung Bromo, Muhammad Syafii, Kamis di Probolinggo.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dikepalai Dr Surono langsung menanggapi keresahan warga di lereng Gunung Wilis, Jawa Timur. PVMBG telah mengirim tim di lokasi kaki gunung untuk mengukur kegempaan dan menduga penyebab suara gemuruh yang terdengar sejak dua pekan terakhir.
Gede Swantika dari Tim Tanggap Darurat Gempa Bumi dan Gerakan Tanah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menjelaskan, tanda-tanda gempa yang ia rekam dengan peralatan seismometer digital cenderung melemah, dibandingkan sepanjang pekan lalu.
(ZAL/ODY/DIA)