Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Mikrolet Pun Tidak Tahu Pembatasan BBM Bersubsidi

Kompas.com - 24/02/2011, 04:03 WIB

Sitorus menyatakan, pembatasan premium bersubsidi tidak tepat diberlakukan untuk mikrolet, tetapi seharusnya diterapkan pada kendaraan pemerintah.

”Kalau mikrolet yang dibatasi, itu sama saja membunuh mikrolet dengan pelan-pelan,” ujar Sitorus.

Adapun Asmi, sopir mikrolet lainnya, mengatakan, kebutuhan premium sebuah mikrolet ratarata 40 liter per hari.

Menurut Asmi, mereka harus mengembalikan mikroletnya dalam kondisi mobil terisi cukup bahan bakar untuk hari berikutnya.

Jangan disamakan

Rohman, sopir mikrolet M-09 di Kebayoran Lama, mengatakan, kalau memang ada pembatasan harus ada hitunghitungan yang tepat dulu terkait kebutuhan setiap angkutan umum. ”Kalau saya dari pagi sampai sore bolak-balik Tanah Abang-Kebayoran Lama paling tidak habis Rp 100.000. Soalnya sekarang banyak kena macet, bensin boros. Mungkin berbeda dengan kebutuhan bensin angkot dari Kebayoran Lama ke Ciledug,” katanya.

Jika pembatasannya disamaratakan, Rohman khawatir bakal memicu kekacauan karena yang kekurangan pasokan bahan bakar bisa protes.

(NEL/COK/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com