Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokon Semburkan Abu

Kompas.com - 24/02/2011, 02:41 WIB

Tomohon, Kompas - Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (23/2), menyemburkan material abu vulkanik, menyusul berlanjutnya letusan dan gemuruh Gunung Bromo dan Gunung Wilis di Jawa Timur. Perasaan waswas meliputi warga di sekitar gunung api aktif tersebut.

Semburan Gunung Lokon (1.689 meter dari permukaan laut) muncul sejak Selasa lalu. Selama dua hari terakhir, sebagian wilayah Kota Tomohon ”bermandikan abu”. Dampak letusan dirasakan warga di daerah tetangga, yakni Kota Manado dan Kabupaten Minahasa (keduanya berjarak 30 kilometer dari Tomohon).

Farid Ruskanda, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, mengatakan, letusan Gunung Lokon bersifat freatik atau letusan di permukaan, bersumber dari kawah Tompaluan. ”Letusan freatik tidak terdeteksi karena kejadiannya selalu tiba-tiba. Letusan ini biasanya terjadi karena suhu kawah sudah mencapai titik jenuh,” katanya.

Gunung api Lokon sendiri sejak tahun 2007 telah berstatus waspada menyusul sejumlah letusan pada tahun itu. Sejak saat itu Pemerintah Kota Tomohon menutup lokasi tersebut dari kegiatan pendakian. Gunung Lokon yang berpanorama indah merupakan ikon Tomohon.

Letusan Gunung Lokon membuat panik warga yang mendiami kaki Gunung Lokon, seperti kawasan Kakaskasen dan Kinilow, Kecamatan Tomohon Utara. ”Kami siap-siap mengungsi jika Lokon masih meletus sampai Kamis besok,” kata Herdi Togas (47), warga Kinilow, yang berdiam di radius 5 kilometer.

Herdi mengakui, letusan Lokon kemarin memang sudah agak berkurang dibanding Selasa lalu. Namun, ia dan warga sekitar tetap cemas. Semburan abu Lokon hari Selasa berbentuk cendawan setinggi 500 meter.

Pelaksana Tugas Wali Kota Tomohon Jemmy Eman mengatakan, pemerintah siap mengevakuasi 10.000 warga di kaki Gunung Lokon apabila aktivitas gunung api terus meningkat.

Petugas pos pengamatan gunung api Lokon, Farid, mengatakan, letusan yang terjadi Selasa dan Rabu tidak menaikkan status Gunung Lokon dari waspada. Farid mengamati, gempa yang terjadi di gunung tersebut masih pada batas kewajaran, yakni 3-5 kali sehari.

Bromo berfluktuasi

Kemarin, letusan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus berfluktuasi dan meningkat. Muhammad Syafii, Kepala Pos Pantau Gunung Bromo, mengatakan, jika sehari sebelumnya jumlah letusan hanya 9 kali dengan amplitudo maksimal 40 milimeter, kemarin letusan meningkat 25 kali dengan amplitudo maksimal 37-40 milimeter dan lama letusan 18-45 detik.

Seiring gemuruh permukaan bawah tanah di bagian bawah Gunung Wilis muncul rekahan tanah selebar 3 meter dengan panjang 1 kilometer. Lokasi rekahan dilaporkan berada di dataran tinggi bagian utara yang tidak dihuni warga. Secara administratif, area rekahan itu masuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. (ZAL/DIA/ODY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com