Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buyung Sayangkan Angket Pajak Batal

Kompas.com - 23/02/2011, 06:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi Hukum Senior, Adnan Buyung Nasution menyayangkan pembentukan Pansus Hak Angket Perpajakan di DPR RI yang tidak jadi dilakukan. Menurutnya hak angket pajak tetap dilakukan tanpa harus mengarah pada perkara kasus terpidana mafia pajak Gayus Tambunan.

"Hak Angket Perpajakan ini sayang sekali. Seharusnya gol mengenai itu. Kenapa. Karena angket itu harus dijaga asal jangan dibawa pergi ke masalah perkara gayusnya," ungkap Buyung di The Financial Hall, Graha Niaga, Selasa (22/02/2011).

Menurutnya, pembentukan Pansus Hak Angket Perpajakan ini bisa dijalankan untuk membahas mengenai undang-undang perpajakan dan perbaikan dalam tubuh institusi pajak yang sudah tercoreng saat ini.

"Yang harus dipikirkan Pansus Hak Angket Pajak adalah mengenai undang-undang Pajak dan Institusi pajak agar diperbaiki jangan ada lobang-lobangnya. Tapi ya itu, upaya ini gagal," ujar Buyung.

Sementara itu, menurut Anggota Komisi III DPR RI fraksi PDIP, Gayus Lumbuun, Pansus Hak Angket Perpajakan diperlukan karena selama ini penyelesaian kasus mafia pajak Gayus Tambunan tidak berjalan maksimal oleh penegak hukum.

Menurutnya, orang yang menolak Pansus tersebut ketakutan karena Pansus ini akan membongkar semua kejahatan pajak. "Orang yang menolak pansus ketakutan, karena kasus mafia pajak nanti akan terbongkar oleh Pansus. Dimana kejahatan pajak? Episentrum kejahatan pajak ada di pemerintah, Kemenkeu, dan Dirjen pajak. Ini kekuasaan besar," ungkap Gayus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com