Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP-Gerindra Ogah Jadi Alat Politik

Kompas.com - 22/02/2011, 11:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi PPP dan Gerindra belum menyatakan sikap secara tegas terhadap usulan pembentukan panitia khusus hak angket perpajakan. Padahal, keduanya merupakan suara kunci dalam memutuskan gol atau tidaknya pansus. Namun, keduanya dengan tegas pula menolak dijadikan alat politik satu kepentingan tertentu.

"Kami tidak ingin jadi alat politik tertentu. Namun persoalannya, kalau kami tidak mendukung, nanti dianggap tidak berkomitmen dalam memberantas mafia pajak," ucap Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfiz kepada Kompas.com, Selasa (22/2/2011).

PPP menginginkan mekanisme yang betul-betul efektif sehingga tak perlu melalui panitia khusus (pansus). Pasalnya, pansus terkesan hanya menjadi dagangan politik. Politisi PPP, Romahumuziy, menambahkan, rapat internal Fraksi PPP pagi ini masih berharap terjadinya mufakat daripada pemungutan suara. Namun, pada dasarnya, Romi menolak alasan Partai Golkar yang mendorong terbentuknya pansus hanya untuk membersihkan nama baik ketua umumnya, Aburizal Bakrie.

"Kan, sudah dikemukakan terbuka. Golkar ngotot karena lebih pada instrumen konstitusional untuk citra diri Ical yang terus dicecar oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Angket mau digunakan untuk kontra. Angket ini bukan alat untuk itu. Terlalu sederhana persoalan itu diangkat menjadi sebuah angket," tuturnya.

Hal senada juga diisyaratkan politisi Partai Gerindra, Marthin Hutabarat. Kepada Kompas.com, Marthin mengatakan bahwa masih ada jurang pemahaman yang membuat pihaknya tak melihat urgensi pembentukan pansus hak angket, apalagi ditambah pengalaman Pansus Century sebelumnya.

"Hak angket jangan mengulangi kesalahan yang lalu, misalnya saat Sri Mulyani sudah keluar maka hak angketnya selesai. Kita seperti main-main. Ini nanti juga jangan-jangan hanya deal politik, hanya seperti mainan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com