Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemrotes Bahrain Bermalam di Tenda

Kompas.com - 16/02/2011, 09:14 WIB

MANAMA, KOMPAS.com -  Para pemrotes syiah bermalam di tenda di ibukota Bahrain, Manama, untuk menggolkan tuntutan mereka bagi perubahan politik, setelah kerusuhan yang diilhami oleh aksi rakyat yang menggulingkan penguasa Tunisia dan Mesir.

Pemakaman direncanakan Rabu (16/2/2011) pagi untuk seorang pria yang tertembak hingga tewas ketika polisi dan orang yang berduka bentrok pada Selasa (15/2) di satu acara pemakaman buat Ali Mushaima, pria berusia 22 tahun dan tewas Senin dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Saat malam datang Selasa, jumlah pemrotes yang berkemah di Bundaran Pearl di Bahrain berkurang jadi 1.000 orang dari sebelumnya 2.000 orang, kata beberapa saksi mata. Masih perlu dilihat apakah jumlah pemrotes akan bertambah atau berkurang, Rabu. Beberapa orang harus kembali bekerja, setelah libur Selasa untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Demonstran dari masyarakat mayoritas syiah di Bahrain mengatakan pemerintah, yang didominasi kaum Sunni, menghalangi mereka memiliki rumah, memperoleh layanan kesehatan dan pekerjaan di pemerintah.

"Amerika Serikat sangat prihatin dengan kerusuhan baru-baru ini seputar protes di Bahrain," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley di dalam satu pernyataan. "Kami juga menyeru semua pihak agar menahan diri dari aksi kekerasan."

Blok oposisi utama syiah, Wafaq, yang memboikot parlemen memprotes penindasan oleh pasukan keamanan, menyatakan mereka berencana mengadakan pembicaraan dengan pemerintah, Rabu.

Para pemrotes mengatakan, tuntutan utama mereka adalah pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa, yang telah memerintah negara Teluk itu sejak kemerdekaan tahun 1971. Perdana menteri tersebut, seorang paman Raja Hamad bin Isa al-Khalifa, diduga memiliki terlalu banyak tanah dan dipandang sebagai lambang kekayaan keluarga yang berkuasa.

Para aktivis mengatakan, mereka juga mengingini pembebasan tahanan politik, tindakan yang telah dijanjikan pemerintah, dan undang-undang dasar baru. Kemiskinan, tingginya angka pengangguran dan dugaan upaya oleh negara untuk memberi kewarganegaraan kepada orang asing yang berfaham sunni guna mengubah keseimbangan demografis telah meningkatkan ketidakpuasan di kalangan pemeluk syiah di Bahrain.

Sebanyak separuh dari 1,3 juta warga di kerajaan pulau kecil itu adalah orang asli Bahrain, sisanya adalah pekerja asing. Banyak pengulas mengatakan, kerusuhan besar di Bahrain, tempat Armada Kelima Angkatan Laut AS dan pusat perbankan lepas pantai regional, dapat mendorong kaum syiah yang tersisihkan di negara di dekat Bahrain, Arab Saudi, pengekspor terbesar minyak dunia.

Raja Hamad menyampaikan belasungkawa atas "kematian dua putra tercinta kita" dalam pidato yang ditayangkan televisi dan mengatakan satu komite akan menyelidiki pembunuhan itu. Bahrain, yang melakukan tindakan yang tampaknya bertujuan mencegah ketidakpuasan kaum syiah bergolak dan tak terkendali, telah menawarkan pemberian santunan kontan senilai 1.000 dinar Bahrain (2.650 dollar AS) per keluarga sebelum protes pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com