Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Subsidi BBM Bakal Semakin Besar

Kompas.com - 07/02/2011, 06:01 WIB

Ambar mengatakan, ”Ekspor kita ke Mesir mencapai sekitar 2,4 juta dollar AS. Namun, ekspor juga pernah mencapai 4 juta dollar AS pada 2008 yang sebagian besar didominasi produk rotan. Sekarang ini ekspor relatif berhenti total. Tak ada eksportir atau perajin yang berani mengekspor ke sana meski produk mebel sebetulnya tak akan kedaluwarsa.”

Menurut Ambar, selain kendala logistik pengiriman barang, pengusaha juga khawatir soal pembayaran. Kerusuhan di Mesir juga mengganggu ekspor furnitur Indonesia ke negara-negara di Timur Tengah dan Afrika. Harga ekspor per peti kemas diperkirakan ikut naik.

Ambar mengatakan, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pernah merintis dan berkoordinasi dengan Asmindo untuk bekerja sama menggarap eceng gondok yang tumbuh liar di Sungai Nil.

Sementara itu, Direktur Lembaga Pengembangan Informasi Pariwisata Indonesia Diyak Mulahella mengatakan, sektor pariwisata di Indonesia pun akan terkena dampak. Walaupun secara kuantitas jumlah wisatawan dari Mesir dan sekitarnya yang dikelompokkan sebagai negara kawasan Timur Tengah sedikit, potensi devisa yang hilang sangat besar.

”Bayangkan saja, setiap kali berkunjung ke Indonesia, wisatawan Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, rata-rata mengeluarkan 1.500-2.500 dollar AS,” ujar Diyak.

Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, jumlah wisatawan dari Timur Tengah selama Januari-Desember 2010 sebanyak 77.890 orang. Wisatawan dari Arab Saudi mencapai 68.878 orang, Mesir 3.277 orang, Uni Emirat Arab 4.906 orang, dan Bahrain 829 orang.

Sementara itu, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Mesir relatif sedikit. Berdasarkan data pada KBRI Kairo, jumlah TKI mencapai 1.002 orang. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, mereka bukan TKI ilegal, melainkan individu yang berangkat secara mandiri.

Mesir belum menjadi negara tujuan penempatan TKI karena belum memiliki perjanjian perlindungan pekerja dengan Indonesia. Sebagian besar TKI, terutama pembantu rumah tangga, masuk ke Mesir melalui Jordania. Hal ini juga terjadi di sejumlah negara lain, seperti Suriah, Irak, dan Iran.

”Ternyata tidak semua ingin pulang. Namun, TKW juga jadi prioritas untuk dipulangkan,” ujar Muhaimin.(WHY/OIN/HAM/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com