Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Lewat Lahar Dingin

Kompas.com - 27/01/2011, 04:07 WIB

Siang itu, Ismadi (50), sibuk siaran, menyuarakan beragam informasi tentang kondisi puncak Gunung Merapi dan situasi lalu lintas di sekitar jalan raya Magelang-Yogyakarta di sekitar Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Informasi berharga ini disampaikan melalui Lahara FM, radio komunitas para relawan Desa Jumoyo, yang baru saja mengudara sepekan terakhir.

Lahara FM yang disiarkan pada frekuensi 92.00 FM didirikan atas inisiatif relawan dan perangkat Desa Jumoyo. Pada tahap awal, siarannya diudarakan dengan peralatan sederhana, yang dibeli dengan uang kas desa sebesar Rp 1,5 juta. Peralatan sederhana tersebut terdiri dari tiga jenis alat, yaitu DVD player, mixer, dan antena pemancar setinggi enam meter.

Untuk sementara, daya tangkap frekuensi baru menjangkau sekitar 3-4 kilometer dari Desa Jumoyo. Untuk lebih memperluas penyebaran informasi, dalam waktu dekat Desa Jumoyo rencananya membeli antena setinggi 18 meter.

Menurut Dwirinawan, relawan, pendirian radio komunitas ini dilakukan untuk memperluas akses informasi tentang bahaya lahar dingin Merapi. Sebelumnya, penyampaian informasi terbatas hanya pada pengguna handy talkie (HT).

Dengan Lahara FM, masyarakat sekitar pengguna jalan juga dapat menerima informasi tersebut. ”Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat melakukan langkah antisipasi terhadap banjir lahar dingin demi menyelamatkan diri masing-masing,” tambah Dwirinawan.

Informasi tentang bahaya lahar dingin ini, lanjutnya, di masa sekarang menjadi kebutuhan yang sangat penting dan mendesak bagi masyarakat. Tapi sayangnya, kebutuhan itu tidak pernah ”dicukupi” pemerintah. Dampak dari minimnya informasi, warga mengabaikan faktor keselamatan dan nekat memasuki daerah berbahaya kendati di jalan banyak petugas yang memberitahu sedang terjadi banjir lahar. ”Khusus bagi warga sekitar, informasi yang demikian diharapkan dapat mencegah agar mereka tidak panik secara berlebihan,” papar Dwirinawan.

Fakta di lapangan selama ini, kata Dwirinawan lagi, sering kali tidak ada petugas atau aparat yang membantu menenangkan atau mengarahkan masyarakat, saat mereka menghadapi hujan dan banjir di puncak Merapi.

Mandiri

Tak hanya soal informasi, upaya persiapan mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin juga dilakukan masyarakat Dusun Kemiren, Desa Jumoyo, secara mandiri. Per Januari 2011 ini, para pemuda dusun mulai memantau kondisi Kali Putih di lima titik, mulai dari puncak hingga tepi jalan raya Magelang-Yogyakarta. Pada masing-masing titik dikerahkan lima pemuda sebagai pemantau.

Hasil pantauan di masing-masing titik saling diinformasikan melalui HT. ”Begitu ada informasi hujan di puncak, warga Dusun Kemiren langsung kami minta untuk segera bersiap berkumpul di posko dan siap mengungsi,” ujar Koordinator Siaga Bencana Lahar Dingin Merapi Dusun Kemiren, Adi Triwahyu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com