Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Warga, 2 Orang Tewas

Kompas.com - 21/01/2011, 03:25 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Polres Sidenreng Rappang akhirnya turun menengahi klaim tanah adat yang menjadi penyebab bentrokan antarwarga di Desa Lagading, Kecamatan Pitu Riase, 200 km utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (19/1). Dalam kasus ini, dua warga yang terlibat pertikaian tewas. Namun, polisi belum menetapkan tersangka.

Menurut Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Sidenreng Rappang (Sidrap) Ajun Komisaris Syamsu Yasmin, konflik itu dipicu sengketa lahan antara warga Desa Lagading dan PT Berdikari United Livestock (Buli), perusahaan di bidang peternakan sapi potong yang mengelola lahan seluas 11.000 hektar di Kabupaten Sidrap.

Namun, di lapangan, warga Desa Lagading yang menuntut pengembalian tanah berhadapan dengan massa pendukung PT Buli. Kedua kelompok sama-sama membawa senjata, seperti parang, tombak, dan ketapel.

”Warga Desa Lagading menuntut pengembalian sebagian tanah yang dianggap sebagai tanah adat. Kami tengah mendalami motif sebenarnya dari bentrokan ini, mengingat PT Buli mengaku memiliki sertifikat hak guna bangunan yang baru diperpanjang tahun 2009,” tutur Syamsu.

Meskipun polisi belum menetapkan tersangka, namun La Oceng, warga Desa Lagading, telah dimintai keterangan. Sejumlah senjata, seperti parang, tombak, dan ketapel yang digunakan warga dalam pertikaian pun telah disita sebagai barang bukti.

Saksi kunci

La Oceng, menurut Syamsu, hingga kemarin masih dianggap sebagai saksi kunci karena kediamannya tepat di depan lokasi bentrokan. ”Kami berharap La Oceng membeberkan kronologi kejadian sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan baik,” katanya.

Kemarin, situasi di Sidrap berangsur-angsur kondusif. Namun, polisi tetap menyiagakan sekitar 100 personel di sana. Mereka terus berjaga di sekitar lokasi kejadian.

Dalam bentrokan Rabu lalu itu, dua warga yang tewas adalah Umar alias La Umma, warga Desa Lagading, dan La Sari alias Ambo Jiba, warga Desa Bila Riase. ”Di sekujur tubuh mereka banyak luka akibat sabetan parang,” kata Syamsu.

Ia menambahkan, sekitar 100 personel yang diturunkan Polres Sidrap cukup kewalahan menghadapi kebrutalan massa yang berjumlah lebih dari 200 orang, Rabu itu. ”Bentrokan juga menyebabkan lebih dari 10 warga luka-luka, termasuk Sutanto, anggota DPRD Sidrap,” kata Syamsu lagi.

Korban luka-luka kemarin masih dirawat di Puskesmas Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue, Sidrap, dan Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Parepare, 25 km dari Sidrap.

Direktur Utama PT Buli, Teddy Sutiana, menyayangkan terjadinya insiden ini. Menurut dia, perusahaan yang dikelolanya baru saja memperpanjang hak guna bangunan untuk 25 tahun ke depan. ”PT Buli juga selalu membayar pajak bumi dan bangunan, Rp 100 juta setiap tahun, kepada Pemerintah Kabupaten Sidrap untuk pengelolaan tanah seluas 11.000 hektar itu,” katanya. (RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com