Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kesulitan Lacak Pelaku Perampokan

Kompas.com - 19/01/2011, 21:02 WIB

MADIUN, KOMPAS.com — Jajaran Polresta Madiun hingga kini mengaku masih kesulitan melacak pelaku perampokan Kantor Pos Cabang Manisrejo, Kota Madiun, Jawa Timur, yang melukai satu karyawannya.

Kasat Reskrim Polres Madiun Kota Ajun Komisaris Eko Rudianto, Rabu (19/1/2011), mengaku kesulitan karena satu-satunya saksi kejadian hingga kini belum dapat dimintai keterangan akibat masih dirawat di rumah sakit.

"Korban sekaligus saksi masih dalam keadaan kritis di RSUD dr Soedono Madiun sehingga kami belum dapat memintai keterangan terkait kasus perampokan di kantor pos cabang tersebut," ujar Eko.

Polisi juga belum bersedia menjelaskan jumlah kerugian yang dialami pihak kantor pos atas kejadian ini. Meski demikian, pihaknya memastikan kasus ini terus diselidiki dan dikembangkan.

Polisi masih terus mencari barang bukti guna mengusut kasus ini. Anggota juga masih ditempatkan di sekitar lokasi kejadian untuk mendapatkan data-data terbaru atas kasus perampokan kantor pos tersebut.

Korban luka yang juga merupakan saksi dalam kasus ini, Muhamad Samsul Hidayat, hingga kini masih menjalani perawatan di RSUD dr Soedono, Kota Madiun.

Ada luka seperti bekas hantaman senjata tajam sampai ke tempurung kepala korban. Diduga korban tidak sempat melakukan perlawanan saat pemukulan tersebut karena luka yang dialami cukup serius.

"Korban memiliki luka di bagian kepala berupa dua pukulan benda tajam hingga menghancurkan tempurung kepala sepanjang lima sentimeter. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa korban tidak sempat melakukan perlawanan saat kejadian tersebut," ujar Ilham, dokter yang menangani Samsul.

Ilham mengatakan, saat dibawa ke rumah sakit pada Selasa, kondisi korban sudah sangat parah. Ini karena selain menghancurkan tempurung kepala, pukulan tersebut juga membuat sebagian saraf otak korban ikut rusak dan keluar. Korban langsung dioperasi tim medis.

"Saat datang, korban langsung kami operasi untuk menghilangkan serpihan tulang tempurung yang masuk ke dalam otaknya agar tidak membahayakan jiwanya," kata Ilham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com