Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Mencuri Ayam, Orang Rimba Tewas Dikeroyok

Kompas.com - 19/01/2011, 03:39 WIB

Jambi, Kompas - Dua warga suku anak dalam atau orang rimba dikeroyok masyarakat Desa Bunga Atoi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi. Satu orang tewas, sedangkan satu lainnya yang selamat, hingga Selasa (18/1), masih dirawat di Rumah Sakit Umum Bangko.

Informasi dari lapangan, peristiwa itu terjadi Jumat dini hari lalu. Gilan (28) dan Joni (18), warga rimba dari kelompok Tumenggung Nungkay, mengendarai motor melewati permukiman di Desa Bunga Atoi. Tiba-tiba, keduanya dicegat sekelompok pemuda desa. Mereka menuduh Gilan dan Joni mencuri ayam milik warga.

Tuduhan itu ditujukan kepada kedua orang rimba tersebut karena dalam sepekan terakhir merebak kasus pencurian ayam di desa itu. Hanya saja, pencurinya belum ditemukan.

Meski Gilan dan Joni berupaya keras membantah tuduhan tersebut, warga tidak peduli. Mereka justru mengeroyok keduanya. Gilan tewas di tempat, sedangkan Joni kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Bangko dan hingga kemarin masih dalam perawatan medis.

Atas peristiwa ini, tujuh warga Desa Bunga Atoi dimintai keterangan oleh pihak Kepolisian Sektor Pamenang. Namun, kemarin mereka telah dibebaskan.

Meningkat

Manajer Program Konservasi dan Pemberdayaan dari Komunitas Konservasi Indonesia (KK) Warsi, Robert Aritonang, mengatakan, tindak kekerasan masyarakat terhadap orang rimba cenderung meningkat. ”Ada semacam akumulasi kebencian di kalangan masyarakat desa karena orang rimba dianggap kerap mencuri hasil-hasil pertanian dan perkebunan milik orang desa,” ujarnya.

Orang rimba kerap diketahui mengambil buah sawit, petai, ataupun buah-buahan di kebun orang desa sekitar. Itulah sebabnya, ketika Gilan dan Joni melintasi Desa Bunga Atoi dan diketahui sebagai orang rimba, langsung dituduh sebagai pencuri dan dihakimi massa.

Asisten Komunikasi KKI Warsi, Sukmareni, mengatakan, kasus kekerasan terhadap orang rimba oleh masyarakat desa terbilang tinggi. Dalam 10 tahun terakhir, pihaknya merekam lima kasus kekerasan yang mengakibatkan tewasnya 12 orang rimba. Tahun 2007, seorang warga rimba di kawasan Pamenang, Kabupaten Merangin, ditembak warga ketika tengah mengambil buah petai di kebun warga. Tahun 2000, satu keluarga orang rimba yang berjumlah tujuh orang tewas dikeroyok sekelompok pemuda. Para pemuda kesal karena tidak mendapati barang berharga dalam tas yang dibawa orang rimba itu. (ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com